Mohon tunggu...
Irvan Kurniawan
Irvan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk perubahan

Pemabuk Kata

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kematian Brigadir Joshua Tak Sia-Sia

19 Agustus 2022   11:07 Diperbarui: 19 Agustus 2022   11:07 5199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J (Foto: Istimewa)

Kekuatan Netizen dalam mengontrol kasus ini memang patut diapresiasi dan membawa dampak yang besar. Padahal kita tahu bahwa perhatian masyarat netizen Indonesia jarang sekali diarahkan ke isu hukum. Kalau bukan gaya hidup selebriti, ya  seputar video viral porno sebagai pemersatu bangsa.

Namun kematian brigadier J ibarat pintu yang membuka kesadaran netizen untuk sama-sama menyoroti sisi gelap Lembaga hukum. Kematian Joshua seperti angin segar yang membangkitkan kembali kesadaran masyarakat hukum Indonesia yang mungkin selama ini apatis dengan polisi.

Yang jelas, tanpa adanya daya control dan sikap kritis netizen, maka hampir pasti skenario palsu pak Sambo akan berjalan mulus. Kebenaran akan terkubur bersama kematian birgadir J. Demikian juga dengan Polri, institusi itu dipenuhi oknum bermental mafia.

Mungkin karena selama ini jarang disorot yang membuat okum polisi nakal banyak memanfaatkan keadaan. Kewenangan besar yang tidak dikontrol itu kemudian disalahgunakan seperti untuk memperkaya diri bahkan membunuh. Tak hanya dalam polri, Lembaga-lembaga lain yang juga luput dari perhatian masyarakat sangat rentan dalam praktek kerja ala mafia.

Efek psikologi kasus ini juga sangat kuat dan membekas terutama bagi para polisi yang bertugas. Apalagi yang tersandra kasus hukum. Mereka menjadi  was-was agar tidak menjadi seperti Sambo, cs. Namun yang jelas, kasus ini juga membuka peluang terciptanya budaya bersih dalam Polri.

Kalau selama ini, mereka terbiasa bekerja dalam semangat korps yang salah demi membela teman atau yang membayar, kini mulai pikir-pikir dan berbenah. Bisa jadi selama ini, mereka masuk jurang karena memang budaya sistemnya yang tidak memungkinkan. Namun sekali lagi lewat kasus Brigadir J yang terbongkar mereka setidaknya sadar bahwa sedalam-dalam menyembunyikan bangkai tetap tercium juga. Para polisi baik yang juga selama ini terpenjara oleh bobroknya system pelan-pelan berani bersuara seperti Bharada E.

Intinya, para polisi yang selama ini merasa nyaman dalam budaya yang tak sehat mengalami shock therapy yang luar biasa. Selain banyak yang terkena sanksi etik dan menjadi tersangka, mereka tak menyangka Kapolri Listyo Sigit dengan tegas mengambil sikap.

Kapolri Listyo Sigit sadar bahwa ia harus cepat membalikan keadaan. Ia harus memanfaatkan kasus ini sebagai momentum untuk bersih-bersih agar kematian Joshua tak sia-sia. Ketika level jenderal menjadi dalang kejahatan, maka harapan satu-satunya adalah pucuk pimpinan teratas yakni Kapolri. Begitulah persepsi dan harapan masyarakat saat ini.

Beruntung pak Pak Sigit sudah menentukan pilihan. Ia lebih memilih kebenaran dari pada membela teman yang salah. Karena itu Pak Sigit monggo...Inilah saat yang tepat untuk bersihkan Polri dari oknum mafia. Harapan yang besar terhadap Bapak dari masyarakat adalah kekuatan yang tak terkalahkan. Bapak tak sendiri, selama niatnya baik, rakyat akan berada di belakang Pak Sigit. Jangan sampai kematian Joshua menjadi sia-sia di momen HUT RI yang ke-77 ini. Kematian Joshua harus dibayar dengan perubahan dan perjuangan itu sekarang ada di pundak Bapak. Bravo Polri!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun