Mohon tunggu...
Irvan Kurniawan
Irvan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk perubahan

Pemabuk Kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Bocah-bocah Itu Nekat Mencuri?

6 Juli 2020   12:46 Diperbarui: 6 Juli 2020   12:58 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: lampost.co)

Kisah nyata ini bermula dari keteledoran saya saat sedang mengendarai motor sore itu. Sekitar pukul 18.00 Wita, saya balik dari kantor  menuju rumah. Dalam perjalanan, saya merasa terganggu dengan dompet yang diselipkan di saku bagian belakang celana. Ukuran dompet yang cukup besar terasa sesak dan sangat tidak nyaman bagi saya yang sedang mengendarai sepeda motor.

Saya pun memindahkannya dari saku ke jok motor bagian depan. Namun sial itu datang justru dari hal-hal kecil. Saya lupa mengambil dompet itu dan membiarkannya semalam di dalam jok motor yang diparkir di garasi rumah.

Cuaca sore Kota Kupang sore itu memang sedang tidak bersahabat. Angin kencang disertai hawa dingin, memaksa saya untuk cepat-cepat masuk rumah, mandi air hangat, makan malam dan tidur.

Tidur malam itu memang begitu lelap. Tak ada mimpi buruk. Sementara di luar hujan gerimis, disertai angin ribut melanda Kota.

Meski demikian, rupanya cuaca itu bersahabat bagi para pencuri. Mereka memanfaatkan cuaca buruk untuk melancarkan aksinya. 

Saya baru sadar ada yang hilang, ketika mau kembali ke kantor, keesokan paginya. Kepala pusing tujuh keliling. Hampir semua sudut, ruang, tas, dan saku celana sudah menjadi target pencarian. Bahkan tempat-tempat yang tak biasa seperti di sela-sela rak buku tak luput dari pencarian.

Awalnya, saya menduga dompet itu jatuh saat dipindahkan dari saku ke jok motor. Barangkali waktu itu saya tak sempat memasukannya ke lubang jok, sehingga jatuh ke jalan. Namun, setelah dingat lagi, rasanya terlalu naif kalau saya tidak sadar. Saya masih ingat jelas dompetnya masuk ke jok motor.

Pertama saya menduga, saya dikerjain orang rumah. Ya, semacam shock terapi agar tidak terulang lagi. Namun tidak mungkin saya dikerjain hingga 3 jam lamanya. Sementara semua orang tahu, saya harus segera ke kantor. Dugaan itu memang masih tersisa, namun saya save dulu, sembari mencari-cari kemungkinan lain.

Kedua, saya mulai mencurigai anak-anak yang sering datang mencari bekas botol minuman. Kebetulan rumah mereka tak jauh dari kami. Selain itu, anak-anak itu memang sudah terkenal 'tangan panjang' di kompleks kami.

Beberapa kali pengakuan para tetangga termasuk orang rumah, memergoki anak-anak itu saat mencuri minyak goreng, garam, sabun, beras, dan buah-buahan di sekitar rumah.

Tapi bagaimana cara yang tepat untuk bertanya? Bukankah kalau saya langsung bertanya ke rumah mereka, malah menimbulkan ketersinggungan kedua orang tua mereka? Ini tentu akan menjadi masalah baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun