Indonesia sedang memasuki situasi yang disebut era "New Normal" dimana kita dihadapkan pada pengalaman hidup baru dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menggunakan masker setiap kali beraktivitas diluar rumah, mencuci tangan sesering mungkin, mengecek suhu setiap kali memasuki area umum dan menggunakan sarung tangan hingga face shield apabila bepergian kemana-mana.Â
Hal ini tentunya sesuatu hal baru yang dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia setelah adanya pandemic Covid-19 yang dimulai sejak pertengahan Pebruari 2020 silam dan hingga kini masih belum ditemukan vaksinnya.Â
Banyak aspek-aspek kehidupan masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia mengalami perubahan yang sangat signifikan dan orang-orang diharuskan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah guna membantu memutus rantai penyebaran virus corona yang masih mengancam di lingkungan sekitar kita.
Salah satu istilah yang paling menjadi sorotan selama adanya pandemic Covid-19 ini adalah Digitalisasi. Hal ini terbukti dari tingginya ketergantungan seluruh lapisan masyarakat terhadap layanan digital yang terkoneksi dengan jariangan internet dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.Â
Mulai dari aktivitas perkantoran yang didorong untuk tidak melakukan aktivitas rapat didalam ruangan/hotel dan lebih memilih online-meeting, proses belajar mengajar mulai dari tingkatan Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi dilakukan secara daring, hingga aktivitas perbelanjaan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan lainnya didorong untuk mengoptimalkan layanan online berbasis proses digital.Â
Tentunya peningkatan aktivitas online ini berdampak pada tingginya kebutuhan akan kuota yang secara drastis pada masing-masing rumah tangga dan individu sehingga kondisi ini juga memunculkan permasalahan baru yaitu adanya ketidaksiapan pada beberapa provider dalam memberikan alokasi bandwith pada konsumen-konsumen mereka baik yang existing terlebih yang bersifat baru.
Sering sekali terjadi kendala dalam hal konektivitas yang memaksa saya harus beberapa kali re-connecting dan bahkan terkadang harus menelepon kepada provider yang bersangkutan karena terjadi disconnecting berulang-ulang dalam periode yang cukup lama yang sangat menggangu.Â
Belum lagi lokasi kediaman saya yang berada didaerah padat penduduk yang terkadang tidak tercover jaringan 4G oleh beberapa provider, sehingga ada saatnya saat melaksanakan meeting penting saya harus bersabar hingga jaringan normal kembali.Â
Hal ini diperparah dengan tingginya kebutuhan kuota dalam keluarga karena anak-anak juga melakukan proses pembelajaran jarak jauh/Study from Home sehingga konektivitas selama pandemi Covid-19 memang sangat menjadi hal wajib yang sangat dibutuhkan.
Dalam kondisi sekarang ini, kita harus lebih bijak dalam menggunakan maupun mengelola konektivitas yang kita pakai. Tingginya kebutuhan akan aktivitas online, serta perubahan gaya hidup setelah memasuki new normal memaksa kita harus berani mengambil terobosan dalam hal pemenuhan kebutuhan jaringan pribadi dan rumah tangga yang tentunya menyediakan beberapa fitur baru tambahan untuk menambah variasi aktivitas harian.