Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money

Smart Monitoring, Harga Kebutuhan Pokok Berbasis IT

20 Maret 2018   08:46 Diperbarui: 20 Maret 2018   09:34 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahan klasik tentang melambungnya harga barang kebutuhan pokok khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan masih saja terjadi di seluruh pasar di Indonesia.  Beberapa hari menjelang puncak perayaan hari besar tersebut, pemerintah biasanya akan dipusingkan dengan peningkatan harga barang-barang dipasar yang umumnya disebabkan oleh jumlah barang yang tersedia dipasar terbatas dan diwaktu bersamaan  terdapat permintaan konsumen yang sangat tinggi. 

Bila kondisi kelangkaan barang yang terjadi dipasar dikarenakan tingginya permintaan pada momen-momen tertentu, maka hal tersebut wajar saja karena jumlah barang yang disuplai juga tetap seperti hari-hari biasanya. Namun kondisi yang sering terjadi adalah bila barang menjadi sangat langka pada saat permintaan tinggi dan disaat bersamaan suplai barang yang masuk ke pasar juga mengalami pernurunan, maka pada momen ini lah sering dicurigai adanya pihak-pihak terntentu yang mencoba memanfaatkan situasi, sehingga dengan semakin langkanya barang dipasar mereka dapat menaikkan harga secara drastis. 

Namun kondisi ini sudah diantisipasi oleh pemerintah melalui Kementerian Perdaganan yang mengeluarkan kebijakan tentang Regulasi Harga Hceran (RHE) untuk beberapa komoditi seperti beras, minyak, daging, dan beberapa komoditi lainnya sehingga setiap barang mempunyai batas harga maksimum.

Langkah ini cukup efektif untuk menjaga harga barang pokok dipasar stabil, tapi tidak merata diseluruh pasar karena dibeberapa tempat masih saja terjadi kelangkaan beberapa jenis komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Dengan kondisi kelangkaan tersebut pasti pada akhirnya tetap berujung pada peningkatan harga barang sekalipun harga maksimum sudah diatur oleh pemerintah. Salah satu hal penting yang harus dikendalikan untuk menjaga harga tetap stabil adalah jumlah barang yang di masukkan kepasar harus sesuai dengan jumlah yang seharusnya dipasok ke pasar tersebut. 

Bila pemerintah dapat mengendalikan bagaimana mekanisme distribusi barang dari para pedagang pemasok hingga masuk  ke pasar, akan lebih mudah untuk melakukan monitoring terhadap kondisi pasar berdasarkan jumlah seharusnya masuk dan jumlah sebenarnya yang datang. Selama ini memang sudah ada oknum yang khusus ditugaskan untuk mengendalikan pasokan barang yang masuk ke pasar dan juga mempunyai akses khusus ke pedagang yang merupakan pemasok barang kebutuhan pasar tersebut. 

Namun mereka pada umumnya masih mengendalikan secara manual dan konvensional, yaitu melakukan survei pasar, operasi pasar, wawancara terhadap pengecer dan pembeli dan lainnya. Sehingga metode itu dianggap masih kurang akurat sehingga data yang disajikan diyakini tidak valid.

Solusi yang dapat dimaksimalkan oleh pemerintah sebenarnya adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi berbasis IT. Ide yang saya ajukan adalah Smart Monitoringberbasis IT. Kita dapat melihat sekarang ini bagaimana usaha untuk memaksimalkan kemajuan Teknologi dibidang IT untuk memudahkan pekerjaan manusia. 

Sehingga dari fakta tersebut, timbul pemikiran saya mengapa pemerintah tidak memaksimalkan kemajuan teknologi untuk mendapatkan solusi terhadap pengendalian pasokan barang yang di distribusikan dari pedagang sebagai kolektor hingga didistribusikan ke pasar tempat penjual dan pembeli bertemu. Sehingga melalui pemikiran ini diharapkan dapat menciptakan suatu aplikasi yang bisa diandalkan untuk mengendalikan pasar.

Smart Monitoring yang dimaksud disini adalah bagaimana pemerintah sebagai regulator untuk membuat suatu aplikasi berbasis IT yang bertujuan melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pasokan barang kebutuhan dipasar, dimana monitoring yang dilakukan mencakup kondisi di lokasi pedagang besar tempat untuk mengumpulkan barang-barang yang dibeli dari petani ataupun pedagang kecil, komoditi apa saja yang mereka kumpulkan disana serta jumlahnya berapa hingga semua barang tersebut akan di didistribusikan ke pasar mana saja. 

Pada umumnya disebuah pasar tradisional sudah diketahui siapa saja atapun pedagang mana saja yang akan memasok semua komoditi barang yang akan diperjual belikan di pasar tersebut. Berangkat dari data yang ada pemerintah harus menyiapkan suatu database setiap pedagang pemasok dan kemana mereka akan mendistribusikan barang yang sudah mereka beli dari petani ataupun pedagan kecil. 

Pemerintah bisa membuat identifikasi kepada setiap pedangan, berupa barcode ataupun kode tertentu yang ditempelkan pada gudang atau bagnunan yang mereka pakai, sehingga segala aktivitas jual beli mereka juga dapat di monitoring termasuk komoditi apa saja yang mereka jual dan data barang masuk - keluar dari Gudang tersebut serta beberapa parameter penting lainnya yang dianggap krusial untuk di monitoring. Semua data tersebut di upload dan di tata sedemikian rupa oleh pemerintah dalam sistem Smart Monitoring yang terintegrasi di seluruh pasar khususnya pasar-pasar tertentu yang memang konsumen serta aktivitas pasarnya cukup tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun