Mohon tunggu...
Irvan AF Duriat
Irvan AF Duriat Mohon Tunggu... freelancer -

Agen pulsa dahulu, pernah jadi jurnalis, sekarang jadi agen asuransi. Menyukai internet marketing, copy writing, dan kopi hitam.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pelajaran Surat Cinta Seseorang untuk Istri Saya

29 Januari 2015   17:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu pagi, saya dikejutkan sepucuk surat cinta seseorang untuk istri saya, Shahibah. Saya menemukannya tergeletak di meja ruang tamu. Aneh, saya tak cemburu.

Saat membereskan meja itu, saya sedikit curiga melihat bentuk amplop putih yang tidak biasa. Tak ada keterangan dari dan untuk siapa surat itu ditujukan. Saya mengira itu adalah kartu ucapan selamat ulang tahun dari Allianz untuk istri saya, tempo hari.

Namun, kecuriagaan saya ternyata betul. Amplop itu berisi sebuah surat cinta indah berhiaskan bunga plastik. Kertas indah suratnya berwarna coklat muda, persis seperti warna favorit istri saya.

Di depan sampulnya, sebuah kalimat cinta dalam bahasa Inggris tertulis untuk istri saya. "I love you miss!" Wow, dengan tanda seru. To the point banget.

[caption id="attachment_366511" align="aligncenter" width="526" caption="Sampul surat cinta dari seseorang untuk istri saya tergeletak di meja ruang tamu. (Foto: Irvan AF)"][/caption]

Setelah surat cinta itu saya buka, senyum simpul terbit tak sengaja di bibir. Air mata pun hampir meleleh saat saya usai membacanya karena haru. Bukan karena api cemburu di hati saya sudah padam. Tapi surat itu memang ditujukan seorang siswa kepada istri saya.

Fayza, siswa kelas enam yang menulis surat itu mengungkapkan rasa cinta dan sayangnya kepada istri saya yang menjadi guru dan kepala sekolah, di tempat dia belajar. Di awal suratnya dia berterima kasih karena telah diajari dari kelas satu hingga enam, dan dia juga mohon didoakan agar bisa lulus dengan nilai bagus.

Jika Fayza lulus, dia adalah lulusan pertama SD Muhammadiyah 09, Duren Sawit. Selama enam tahun ini, dia tumbuh bersama istri saya yang awalnya termasuk salah satu dari dua guru rekrutan pertama sekolah itu.

"Kami bangga punya guru sepertimu yang cantik, sholeha, pintar, penyabar, cinta and sayang kepada kami," begitu tulis Fayza dalam satu kalimat suratnya.

Sambil membaca, saya berkata dalam hati, ternyata itu juga alasan saya mencintai guru dan kepala sekolahnya. hehehe. :)

[caption id="attachment_366512" align="aligncenter" width="526" caption="Isi surat cinta Fayza untuk istri saya. Saya terharu membacanya. (Foto: Irvan AF)"]

1422503544514243397
1422503544514243397
[/caption]

Usai membaca surat cinta itu, saya membaca berita tentang adegan percintaan seorang siswa SMP dengan siswi SD yang menjadi viral di media sosial. Kalau peristiwa itu dibilang miris, bisa jadi iya.

Tapi rasa cinta menurut saya universal. Milik siapa saja, dan bisa ditujukan pada siapa saja. Sayangnya, kadang ini yang dilupakan oleh orang tua dan pendidik. Mereka tabu membahas soal cinta. Anak-anak pun akhirnya belajar cinta-cintaan (atau bercinta) secara otodidak dari tontonan dan dari peer group mereka.

Jika diajari secara baik, anak bisa saja mengungkapkan rasa cinta mereka kepada guru, orang tua, atau siapa saja dengan baik dan tulus.

Surat cinta seperti yang ditulis Fayza itu, bukan yang pertama yang diterima istri saya. Beberapa anak yang lain juga menulis seperti itu. Saya salut kepada orang tua mereka yang mengajarinya begitu.

Nah, ini yang aneh, kadang orang tua juga suka merasa rikuh saat anaknya mengucap cinta kepada mereka. Orang tua akan bertanya, "Kok tumben? Kamu baik-baik saja kan??"

Orang tua seperti berfirasat buruk jika ada anaknya yang tiba-tiba mengucap cinta pada mereka. Itu juga pernah saya alami, saat saya mengucap selamat hari ibu. Tiba-tiba ibu saya kaget, dan bertanya soal keadaan saya.

Mari ajari anak kita mencinta. Salam hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun