Mohon tunggu...
Irvan Rahardjo
Irvan Rahardjo Mohon Tunggu... Komisaris -

Lahir di Semarang, Jawa Tengah. Ingin selalu ber interaksi dengan sesama berbagi pengalaman dan pengetahuan agar bermanfaat bagi kemajuan bersama membangun peradaban masyarakat yang maju,berahlak dan terbuka.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menimbang Survei Capres

16 Juni 2014   14:57 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:32 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14028800171695077342

Setelah selama beberapa waktu hasil berbagai survei lembaga survei independen dan media selalu mengungkapkan hasil survei untuk keunggulan Jokowi, belakangan beberapa survei mengungkapkan hasil survei yang berbeda yaitu elektabilitas Prabowo yang terus meningkat mengejar elektabilitas Jokowi dengan interval yang semakin tipis. Bahkan beberapa survei mencatat elektabilitas Prabowo telah melampaui elektabilitas Jokowi.

Survei Cyrus Network pada 25-31 Mei 2014 dengan 1500 responden yang tersebar secara proporsional di 300 desa/kelurahan di 33 provinsi elektabilitas Prabowo –Hatta 38, 8 persen, sedangkan Jokowi-JK 51,6 persen. Dengan demikian, selisih elektabilitas kedua pasangan itu 12, 8 persen.

Menurut survei Cyrus elektabilitas Prabowo –Hatta meningkat dari 11,7 persen November 2013 ,menjadi 16 persen Februari 2014 dan 38, 8 persen saat ini. Elektabilitas Jokowi-JK 28,2 persen November 2013, turun menjadi 27,9 persen Februari 2014 dan saat ini 51, 6 persen.

Survei Pusat Data Bersatu (PDB) mengadakan survei dengan 2688 responden dari kalangan menengah atas di tujuh kota besar di Indonesia yang dilakuka n 26 Mei- 1 Juni 2014. Hasil survei Prabowo –Hatta unggul di dua kota Medan Bandung dengan elektabiltas 26,5 persen. Pasangan Jokowi-JK unggul di tiga kota yaitu Balikpapan, Makassar dan Semarang dengan elektabiltas 32,2 persen. Di Jakarta dan Surbaya persaingan keduanya sangat ketat dengan Prabowo unggul 0,9 persen di Surabaya dan Jokowi unggul 1, 1persen di Jakarta .

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan survei pada Mei 2014 dengan responden 2400 orang berdasarkan tiga teritori besar yaitu teritori barat ( Sumatera ) , teritori tengah ( Jawa, Bali, NTT, NTB) dan teritori timur ( Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua ). Hasilnya Prabowo-Hatta 21, 65 persen sedangkan Jokowi-JK 36, 51 persen.

Terakhir pada 26 Mei- 3 Juni 2014 Pol Tracking Institute melakukan survei melibatkan 2010 responden yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia . Hasilnya elektabilitas Jokowi-JK 48,5 persen, sedangkan Prabowo-Hatta 41,1 persen. Dengan demikian, selisih pasanganitu 7,4 persen .

Bagaimana menimbang berbagai hasil survei tersebut ?.


  1. Berbagai survei mengungkapkan pula besarnya jumlah “undecided voters” yaitu jumlah pemilih yang belum menentukan preferensi atau pilihan capres hingga saat survei dilakukan. Undecided voters terdiri dari swing voters tradisional yaitupemilih berpindah pindah dari pemilu ke pemilu –bukan pemilih loyalis tradisional kepada aliran tertentu dan new voters pemilih baru utamanya pemilih muda . Diperkirakan jumlah undecided voters sekitar 60 juta-70juta orang atau 30 hingga 40 persen dari jumlah pemilih pilpres yang mencapai 190 juta orang. Dengan demikian undecided voters akan menjadi penentu kemenangan pasangan capres . Jumlah undecided voters diperkirakan terus menurun seiiring dengan berjalannya waktu mendekati hari H. Salah satunya dipengaruhi oleh hasil debat capres yang diperkirakan berpengaruh sekitar 15 persen pada jumlah undecided voters
  2. Survei pada dasarnya bersifat prediksi kuantitatif atas kecenderungan aspirasi pemilih. Survei tidak dapat mengukur dinamika kualitatif aspirasi pemilih yang bergerak sangat cepat. Terbukti dalam beberapa kali gelaran pemilu , survei gagal atau meleset mengukur elektabilitas . Seperti Pilgub DKI 2012 yang lalu , berbagai survei memprediksikan kemenangan Fauzi Bowo yang ternyata meleset. Demikian pula , Pileg 9 April yang lalu survei meleset memprediksikan Jokowi effect yang diperkirakan mendongkrak suara PDIP hingga 35 persen , namun ternyata perolehan suara final PDIP tidak lebih 20 persen tepatnya 18, 95 persen. Demikian pula survei sebelum Pileg lalu banyak memprediksikan penurunan perolehan suara partai berbasis Islam secara signifikan bahkan diperkirakan tidak lolos ambang batas suara 3,5 persen untuk melenggang ke Senayan . Namun hasilnya beberapa partai Islam bahkan meraup suara dua kali lipat seperti PKB dan stagnan seperti PKS dan PANdibanding pemilu 2009.
  3. Survei sering tidak transparan mengungkapkan asaldana survei, sehingga tidak diketahui kepentingan dibalik survei. Sehingga publik sering berspekulasi dan berprasangka dengan hasil survei yang  berbeda dengan arus utama .

  4. Survei juga sering menggunakan data jumlah responden yang terbatas dengan sebaran yang tidak mewakili seluruh wilayah geografis .Seperti survei LSN baru baru ini yang menuai kritik karena menghasilkan elektabilitas Prabowo yang jauh diatas Jokowi .
  5. Periode survei juga menentukan hasil survei. Bukan saja kemutakhiran waktu survei tetapi momentum survei di saat penampilan capres yang mendapat perhatian luas publik juga mempunyai elastisitas pada hasil survei. Seperti saat debat capres, deklarasi berintegritas dan pengambil nomer undian yang lalu ketika penampilan capres menuai berbagai komentar baik positif maupun negatif dari public secara luas.

Bagaimanapun trend survei politik yang marak dalam satu dasawarsa terakhir , memberi pencerahan yang sangat berharga bagi publik dengan informasi yang diperlukan untuk menentukan pilihan . Demikian pula bagi pemangku kepentingan seperti partai , pemerintah dan penyelenggara pemilu KPU untuk menentukan kebijakan dan strategi yang diperlukan serta mempercepat pengambil keputusan. Selamat mengkritisi hasil survei.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun