Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Trik Menghadapi Orang yang Mudah Naik Darah

15 Maret 2023   13:21 Diperbarui: 15 Maret 2023   13:32 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang sedang marah. (Sumber: cookie_studio/Freepik)

Pernahkah punya teman, relasi, atau siapa saja yang mudah naik darah alias marah? Kalau sudah marah, tak tanggung-tanggung. Meledak! Apalagi jika ada yang menanganggi dengan nada marah juga, maka makin marahlah dia.

Banyak alasan yang potensial yang menyebabkan orang jadi lebih mudah marah dibanding yang lain. Disadur dari berbagai sumber, berikut ini beberapa penyebab orang dengan "sumbu pendek".

  • Faktor biologis. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa genetik, kimia otak, dan ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan seseorang mudah marah.
  • Faktor lingkungan. Pengalaman traumatik, stres parah, dan terpapar terhadap agresi yang kejam. Semua bisa punya kontribusi mengapa seseorang bisa dengan mudah terpicu kemarahannya.
  • Sudah sifatnya. Beberapa individu bisa sangat temperamental.
  • Tingkah laku yang umum terjadi di sekelilingnya. Jadi, ketika seseorang tumbuh dan berkembang di sebuah lingkungan di mana orang-orang di sekelilingnya dikuasai dengan satu emosi, marah, maka si anak juga akan mudah marah. Apalagi jika ia kecewa atau putus asa.
  • Faktor kognitif. Hanya memikirkan sisi negatif dari setiap situasi.
  • Rasa kecewa. Ketika segala sesuatu tak menghasilkan seperti yang diharapkan, maka emosi yang ditimbulkan bisa kecewa, sedih, atau marah. Itu adalah respon yang wajar ketika merasa kecewa. Namun, yang penting adalah bagaimana kita bisa mengatur emosi ketika merasa kecewa.
  • Kemiskinan. Faktor ini bisa menyebabkan frustrasi, bahkan merasa rendah diri karena tak setara dengan teman-temannya misalnya. Semua itu bisa menjadi sumber kemarahan.

Jika kebetulan kita sedang menghadapi seseorang yang sedang "meledak" dan kita juga kenal orang itu, maka ada beberapa trik untuk menghadapinya. Susah-susah gampang, sih. Soalnya, kita juga harus super sabar.

  • Tetap tenang. Ketika menghadapi orang yang sedang marah, ya jangan ikut-ikut marah. Hindari terpancing untuk ikut marah, sebab akan memperparah situasi. Kita harus tetap tenang.
  • Mendengarkan semua kemarahannya. Biarkan orang itu mengeluarkan semua uneg-uneg, semua penyebab yang membuatnya marah. Dengarkan, sambil sesekali menanggapi untuk meyakinkan dia bahwa kita sedang mendengarkannya.
  • Hindari tingkah laku yang memicu kemarahan. Jika Anda tahu apa yang membuat teman mudah marah, ya lebih baik jangan diungkapkan atau dilakukan. Misalnya, jika teman Anda akhirnya akan marah-marah kalau diajak bicara soal politik, lupakan untuk berdiskusi soal politik dengannya.
  • Setuju dengan perasaan mereka. Akui bahwa perasaan mereka benar dan luapan emosi itu adalah jalannya. Itu bisa membantu mengurangi kemarahan, akhirnya mereda, dan orang itu bisa diajak komunikasi dengan kepala dingin.
  • Tawarkan penyelesaian. Ketika seseorang sudah selesai dengan sesi marahnya, maka lakukan kompromi yang mungkin bisa membantu masalah yang mereka hadapi. Tentu saja, bantuan yang diberikan harus yang masuk akal dan sesuai dengan kemampuan Anda.

Tapi, yang penting adalah jaga diri Anda juga dari seseorang yang sedang marah hebat. Tidak hanya secara fisik, namun juga mental. Jika kemarahan itu sudah terlalu parah, selalu terjadi, dan Anda merasa tak mampu untuk membantunya, mintalah bantuan orang lain, seseorang yang profesional, misalnya dokter atau psikiater.

Semoga bermanfaat untuk Kompasianer semua. Sehat selalu ya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun