Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Suhu Nol Derajat di Jerman, tapi Tetap Kepanasan

11 November 2022   10:10 Diperbarui: 12 November 2022   12:37 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayangan akan mendapatkan salju di Jerman pada Desember 2005, namun pupus. (Sumber: Lisa Theobald-Herbst/Pixabay)

Betapa senangnya saya ketika mendapat tugas untuk meliput undian Piala Dunia 2006 di Jerman. Undian itu digelar di Leipzig, 9 Desember 2005. Kesempatan untuk bisa meliput saat musim dingin di Eropa adalah sesuatu yang baru untuk saya saat itu.

Sebelumnya, saya selalu diberi liputan saat musim semi, biasanya Mei, bertepatan dengan final Liga Champions. Jadi, tak ada salju yang hadir pada bulan itu. Yang didapat hanya cuaca dingin dan seringnya suhu yang tak stabil, membuat flu berat.

Nah, saya berharap akan bisa merasakan salju di Jerman. Lumayan juga ‘kan buat foto-foto. Eh, sekira sepekan sebelum keberangkatan, saya berangkat sekitar lima hari sebelum Hari-H, ada badai salju di Jerman, alias blizzard. 

Wuih, parah banget kalau lihat di foto-foto dan beritanya. Artinya, saya harus berbekal pakaian tebal lebih banyak. Saya juga berharap tidak ada blizzard ketika saya di Jerman nanti. Cukup turun salju.

Okay, hari yang dinanti tiba. Saya terus memantau cuaca di Jerman, terutama di Leipzig. Masih aman. Tidak ada badai apapun.

Ketika tiba di Leipzig, saya disambut dengan cuaca semilir, nyaman sekali. Tapi, yang membuat kecewa, tidak ada salju setitik pun. Bersih sekali kota itu. 

Setiba di hotel, saya bertanya kepada resepsionis hotel soal apakah salju akan turun dalam beberapa hari ke depan. Dia jawab sejauh ini prakiraan cuaca tidak menyebut adanya salju. Yah…

Leipzig memang dingin, meski saya sudah mengenakan long jane – istilah saya untuk baju long john versi perempuan – ditambah beberapa lapis pakaian, termasuk sweater dan mantel. Pokoknya saya sudah bersiap untuk datangnya salju.

Namun, sampai acara undian di Leipzig kelar, tanda-tanda akan turun salju tidak nampak. Tidak ada penurunan suhu yang tiba-tiba, tidak ada rintikan hujan putih. Bahkan saya hanya satu kali merasakan kehujanan di Leipzig. Sisanya adem ayem. Lah…

Kemudian, saya pindah kota: Berlin. Di kota itu, saya akan menginap di rumah orang Indonesia yang sudah berada di Berlin sejak 1970-an. Dia dan keluarganya tinggal di sebuah apartemen di Friedrichstrasse, sebuah jalan yang beken di kota itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun