Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Suhu Nol Derajat di Jerman, tapi Tetap Kepanasan

11 November 2022   10:10 Diperbarui: 12 November 2022   12:37 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayangan akan mendapatkan salju di Jerman pada Desember 2005, namun pupus. (Sumber: Lisa Theobald-Herbst/Pixabay)

Letaknya tidak sampai lima menit berjalan kaki ke Checkpoint Charlie, titik pemeriksaan terbeken ketika Tembok Berlin masih berdiri. Di sana sekarang ada museum. Checkpoint-nya juga masih ada.

Saya sudah janjian dengan Pak Yunus (bukan nama asli) untuk bertemu di Bandara Tempelhof kalau tidak salah namanya. Saya baca, bandara itu sekarang sudah tutup, berhenti operasi sejak 2008.

Jadilah, kami bertemu di sana dan Pak Yunus mengajak saya naik kereta menuju ke apartemennya. Ada stasiun kereta di dekat apartemennya itu. Jadi, kami hanya berjalan kaki ke mana-mana.

Berlin juga tak bersalju. Yang aneh lagi, saya merasa kepanasan. Saya sampai meminta kepada Pak Yunus untuk menjaga koper saya sejenak, saya harus membuka mantel saat berada di kereta. 

Padahal, Pak Yunus memakai mantel yang super tebal, masih ditambah dengan syal tebal juga, dan nampaknya masih kedinginan. Mungkin juga disebabkan karena dia sudah sepuh.

Sesampai di stasiun tujuan, kami keluar dan saya masih tetap kepanasan. Tidak ada niatan untuk memakai kembali mantel itu. Percaya atau tidak, saya malah berkeringat. Entah mengapa badan saya ini.

Setelah tiba di apartemen, Pak Yunus mengatakan bahwa suhu saat itu adalah 0 derajat Celsius. Wow! Itu pertama kalinya saya berada di sebuah tempat dengan suhu nol. Dan, saya merasa sangat nyaman. 

Tidak bisa saya gambarkan nyamannya seperti apa, tapi saya merasa suhu itu sangat seimbang. Tidak terlalu dingin dan jelas sama sekali tidak panas. Suhu paling ideal buat saya. Saya sangat suka cuaca dingin.

Beberapa hari setelahnya, tetap tidak ada salju yang turun. Pak Yunus mengatakan Berlin lumayan parah saat badai. Sekarang sih tenang-tenang saja. Dia juga mengatakan mungkin salju baru akan turun menjelang akhir Desember. Yah, saya sudah balik ke Jakarta, dong.

Anyway, saya sempat berjalan-jalan pada malam hari, nah baru saat itulah saya merasa sedikit kedinginan. Kalau menurut badan sih suhunya bisa jadi sudah minus. 

Tapi, ya nyantai saja. Pokoknya saya senang sekali berada di Berlin. Hanya sebentar di kota itu, karena memang tidak ada event yang harus diliput. Saya hanya ingin mengunjungi Olympiastadion, salah satu stadion yang dipakai untuk Piala Dunia 2006. Keren banget!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun