Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dua Sisi Mata Uang Susu Sintetis

9 November 2022   20:37 Diperbarui: 9 November 2022   20:42 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susu sintetis sudah mulai menggantikan susu alami. (Anita Jankovic/Unsplash)

Tapi, ada syarat jika industri susu sintetis ingin mengambil industri susu alami. Industri baru itu harus berkembang secara eksponensial untuk menjadi ancaman nyata bagi peternakan tradisional. Tentu saja, akan membutuhkan modal besar serta penelitian dan pengembangan, juga infrastruktur yang tidak kecil.

Sisi buruk dari industri susu sintetis adalah para peternak tradisional akan kehilangan kerja, jika industri itu sudah benar-benar menguasai pasar susu. Apalagi untuk peternakan skala kecil yang masih mengandalkan produksi alami untuk dijual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun