Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menghadapi Peminjam yang tak Berniat Mengembalikan

21 Oktober 2022   10:49 Diperbarui: 27 Oktober 2022   02:30 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminjam barang berarti harus dikembalikan. (Sumber: Picpedia)

Pernahkah Anda meminjamkan barang, bukan uang, kepada seseorang dan ternyata barang itu tak pernah kembali ke rumah Anda?

Menurut saya, orang seperti itu adalah maling terselubung. Dia memakai embel-embel "meminjam", padahal tak pernah ada niat untuk mengembalikan. Tak mau disebut maling, sebab dia meminjam. Cerdik, tapi menyebalkan.

Saya pernah menghadapi orang seperti itu dan pada awalnya saya sama sekali tak tahu bahwa dia punya sifat seperti itu.

Jadi, saya memiliki sebuah lensa kamera. Lumayanlah ukurannya, 80-200 mm. Harganya juga bukan main. Saya beli sekaligus dengan kamera bukan yang digital, sebab saat itu belum ada. Saya beli sudah berpuluh tahun lalu.

Harga kedua barang itu mahal. Saya harus meminjam uang ke kantor dan mengembalikannya dengan memotong gaji. Berbulan-bulan. Entahlah saya tak menghitung.

Nah, bertahun kemudian, orang ini, yang merupakan junior saya meski tak pernah satu desk peliputan, meminjam lensa itu.

Dengan bodohnya, saya hanya mengatakan segera kembalikan ya, sebab kadang lensa itu juga dipinjam fotografer kantor, ketika lensa kantor dipakai semua.

Satu bulan, dua bulan, satu tahun, dua tahun. Sampai akhirnya orang itu undur diri dari kantor dan pindah ke Amrik bersama istrinya. Lah, yang namanya lensa saya tak ketahuan nasibnya.

Saya baru tahu sifat peminjam itu ketika saya bercerita kepada teman seangkatannya, yang juga pernah dikibuli. Dia bilang agar saya segera menagihnya untuk mengembalikan lensa itu. Kalau tidak, ya tak akan pernah kembali.

Karena kami tak punya nomor telepon rumahnya di Jakarta dan di Amrik, saya menghubungi lewat surat elektronik yang diberikan teman seangkatannya tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun