Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mahal jika Leicester City Memilih untuk Memecat Brendan Rodgers

19 September 2022   13:43 Diperbarui: 21 September 2022   14:50 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brendan Rodgers hanya bisa memandang pasrah ketika klub asuhannya, Leicester City, dihancurkan oleh Son Heung-min dan kawan-kawan, 17 September lalu. Tottenham Hotspur mengalahkan The Foxes dengan skor 6-2 di London.

Dengan hasil itu, Rodgers dan pasukannya baru memperoleh satu poin dalam tujuh laga pertama Premier League musim 2022-23 dan berada dengan "nyamannya" di dasar klasemen. Satu poin itu didapat dari hasil seri lawan Brentford. Bermain di kandang sendiri, Leicester hanya bisa main seri 2-2.

Enam laga selanjutnya dilewati dengan kekalahan dari Arsenal, Southampton, Chelsea, Manchester United, Brighton, dan terakhir, Tottenham. Pemain-pemain Leicester hanya mencetak 10 gol, sementara gawang Danny Ward sudah kebobolan 22 kali. Ward menggantikan Kasper Schmeichel yang hengkang ke klub Prancis, Nice, hanya beberapa hari sebelum Premier League musim ini dimulai.

Rodgers mengakui bahwa ia tidak tahu bagaimana nasibnya setelah laga lawan Tottenham alias Spurs itu. Manajer asal Irlandia Utara itu akan menghormati apapun keputusan yang akan diambil oleh dewan klub Leicester.

"Saya tahu sepak bola. Dan, enam laga terakhir sam sekali bukan hasil yang bagus. Namun, saya masih yakin tim ini bisa keluar dari kebuntuan dan keluar dari zona degradasi, jika mereka berhenti melakukan banyak kesalahan," kata Rodgers, seperti dikutip dari Sky Sports.

Degradasi memang menjadi kemungkinan paling dekat dengan Leicester saat ini. Juara Premier League 2015-16 itu berada di kasta tertinggi Liga Inggris sejak 2014-15. Ketika itu, Leicester ditangani oleh Claudio Ranieri. Gelar pertama.

Sekarang, nyaris tujuh tahun kemudian, degradasi ke Divisi Championship membayang. Entahlah, apakah Leicester akan bertahan dengan Rodgers dan kemungkinan degradasi, atau Rodgers bisa membangkitkan tim yang diasuhnya sejak 27 Februari 2019 itu. Atau Leicester melepas Rodgers dan mencari penggantinya.

Hanya saja, sangat mahal biayanya jika Leicester harus memecat Rodgers. Klub itu sedang sangat kekurangan uang. Rodgers adalah salah satu manajer dengan bayaran tertinggi di Premier League, yaitu 10 juta pound per tahun. Hanya Pep Guardiola, Juergen Klopp, dan Antonio Conte yang dibayar lebih mahal ketimbang Rodgers.

Kontrak Rodgers baru berakhir pada Juni 2025. Artinya, Leicester harus membayar uang pesangon sekitar 10 juta pound untuk manajer berusia 49 tahun itu.

Leicester hanya belanja pemain sebanyak 15 juta pound musim panas lalu, tambahan lagi mereka akan melaporkan kerugian sebanyak 120 juta pound, sebuah rekor. Pertanyaan terbesar adalah sanggupkah Leicester mengeluarkan uang sebanyak itu untuk pesangon Rodgers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun