Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Flu Berat, Pertama Kali dalam Empat Tahun Terakhir

1 Agustus 2022   15:31 Diperbarui: 2 Agustus 2022   20:54 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sakit flu. (sumber: cyano66 via kompas.com) 

Jadi, saya menutup Juli 2022 dengan flu berat, yang saya alami untuk pertama kali dalam empat tahun terakhir. Andai tak ada pandemi Covid-19, saya akan tenang-tenang saja. Karena ada pandemi, maka saya lebih waspada. Tapi, saya tidak panik.

Saya adalah pengurus utama mama di rumah. Mulai dari mengurus makan hingga mandi hingga ganti diaper, hampir semua saya yang melakukan. Karena itu, saya waspada, jangan sampai ternyata saya terjangkit virus Covid-19 dan lantas menulari mama.

Berikut ini apa yang terjadi pada saya selama terkena flu berat, dari hari ke hari.

Kamis, 28 Juli

Saya mulai merasakan flu itu pada Kamis, 28 Juli. Kebetulan kami baru saja mendapat kiriman pesanan gorengan, isinya combro, misro, dan pisang goreng. Semuanya diletakkan di sebuah piring di meja makan.

Sekitar sore hari, saya mengambil sebuah misro dan saya santap. Tiba-tiba, tenggorokan saya terasa gatal dan saya mulai batuk, namun saya tidak kesulitan menelan. Sama sekali tidak ada rasa nyeri.

Langsung saja, saya menenggak sebutir parasetamol untuk cold and flu. Buat jaga-jaga, jangan sampai menjadi batuk berat.

Malam hari, batuk bertambah dengan pilek. Semua datang dengan cepat. Karena harus memberi susu pada malam hari untuk mama, berarti saya harus memakai masker agar mama tidak tertular. Saat itu, saya mulai bersin-bersin. Wah, untung saja saya memakai masker.

Menjelang tidur, sekitar pukul 1 dini hari, hidung saya mulai mengeluarkan ingus. Walah. Saya bukan orang yang suka membuang ingus. Saya jijik sekali kalau harus melakukannya. Akhirnya, semua saya telan saja. Hahaha

Malam itu dan beberapa malam setelahnya, saya tidak memakai krim wajah. Diganti dengan balsem, yang dioleskan di sekitar hidung, leher, dan dada. Hidung saya tersumbat, herannya hanya pada saat saya berbaring.

Jumat, 29 Juli

Keesokan hari, pilek yang saya alami semakin menjadi-jadi. Setiap kali saya membungkuk, gravitasi akan berkuasa dan ingus akan meluncur dengan deras. Untung saja saya memakai masker, jadi bisa tertahan. Ya sudah pasti, saya harus ganti masker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun