Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Banjir, Salah Satu Faktor Penentu Memilih Furnitur

4 Juli 2022   12:05 Diperbarui: 5 Juli 2022   13:14 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua hal tentang banjir yang saya pahami. Pertama, air banjir, apalagi yang tingginya mendekati 1 meter, merusak semua benda yang ada di rumah. Kedua, banjir pertanda saatnya kami harus bersih-bersih rumah. Membuang semua barang yang tak lagi diperlukan, membersihkan rumah secara menyeluruh.

Sejak saya sudah bisa mengingat, banjir sudah selalu hadir di rumah kami di Jakarta. Rumah kami memang dekat kali, namun banjir yang ada bukan banjir kiriman. Banjir akan datang ketika hujan sangat sangat sangat deras dan lebih dari tiga jam lamanya.

Banjir juga membuat kami tidak punya barang bagus. Suatu kali kami mendapat hadiah karpet. Dua biji, yang besarnya minta ampun. Hanya bisa dipasang satu, karena rumah kami tidak besar.

Salahnya juga, kami memasang karpet mendekati musim hujan. Jadi, paling baru satu bulan itu karpet menutup lantai, tiba-tiba hujan deras dan lama. Karpet segera digulung dan benar saja, air pun masuk rumah. Hanya semata kaki tingginya, tidak lebih dari 10 cm, tapi tetap saja banjir namanya.

Sejak itu, karpet menjadi barang yang tak terpakai. Hanya merepotkan saja. Mau dilego ke orang lain, siapa juga yang mau.

Banjir juga menjadi salah satu faktor kami membeli furnitur. Sebelumnya, kami punya satu set mebel dengan jok berlapis bahan suede. Tiap kali banjir, repot menjemurnya. Apalagi, jok itu terbungkus oleh kain seluruhnya.

Suatu hari, sebelum bapak pensiun, dia diberi kesempatan untuk jalan-jalan bersama mama. Mereka pergi ke Bali dan mereka membeli satu set mebel terbuat dari bambu. Dikirim langsung oleh pembuatnya ke rumah kami.

Saya pun dapat tugas untuk memberi obat antirayap ke seluruh bagian mebel, yang terdiri dari satu meja panjang, satu meja kecil, tiga kursi untuk satu orang, dan satu kursi panjang.

Saya melubangi dengan bor di bagian-bagian tertentu, asalkan lubangnya cukup untuk dimasuki pipet berisi obat antirayap. Saya ingat saya menghabiskan waktu satu hari untuk memberi antirayap. Lumayan memabukkan, meski sudah memakai penutup hidung.

Alhasil, itu mebel bambu tak terjangkit rayap hingga saat ini, meski usianya sudah sekitar 28 tahun dan sudah mengalami kebanjiran belasan kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun