Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beramal, Haruskah Dikejar-kejar?

15 Oktober 2021   19:24 Diperbarui: 15 Oktober 2021   19:53 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donasi harus dilakukan dengan ikhlas, tanpa pamrih. (Sumber: viarami/Pixabay)

Lha ini malah saya diminta untuk mengirimkan bukti transfer segala. Bisa saja saya tetap menyumbang dan tidak perlu kirim bukti transfer, tapi disebutkannya syarat satu itu sudah membuat saya ogah.

Lalu, apakah saya pernah beramal? Saya tak akan memberi tahu. Tapi, saya lebih suka jika orang yang kita bantu adalah yang dekat dengan kita, orang yang kita tahu memang sangat membutuhkan. Bukan yang jauh di Palestina sana. Saya bukannya anti-Palestina, lho ya. Jauh dari itu. Tapi, di sekeliling saya saja masih banyak yang membutuhkan.

Karena saya masih terus "ditagih" untuk beramal, akhirnya nomor telepon organisasi itu saya blok dari ponsel saya. Sejak itu, saya tidak pernah lagi menerima telepon dari mereka. Tidak perlulah saya harus dikejar-kejar untuk amal. Bukan seperti itu cara kerjanya.

Lalu, apa bedanya organisasi amal dengan firma pinjaman online kalau begitu? Keduanya sama-sama memaksa kita untuk mengirim uang. Memang, salah satunya adalah organisasi amal, tapi karena cara kerja mereka seperti itu, ya saya anggap mereka sama saja.

Akhirnya, saya terpikir, apakah setiap "agen" yang ada di organisasi amal itu punya kuota sumbangan yang harus mereka penuhi? Sehingga, mereka harus mengejar-ngejar kliennya untuk mengirimkan uang, untuk beramal?

Semoga Kompasianer yang membaca tulisan ini tidak salah mengerti soal saya dan amal, ya. Saya tidak anti-amal, lho. Sebab, saya tidak perlu dikejar-kejar untuk beramal. Jika memang waktunya, maka saya akan melakukannya. Tanpa harus memberi tahu orang lain. Biarlah hanya Allah SWT dan saya yang mengetahuinya. Yang penting, saya ikhlas ketika melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun