Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Maukah Saya Menjadi Atlet? Mau Saja, tapi...

4 Agustus 2021   19:40 Diperbarui: 5 Agustus 2021   02:06 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi atlet voli (Sumber: pixabay)

Saya tidak suka berlari jarak jauh. Saya tipe pelari jarak pendek, seperti 100 meter. Bukan berarti saya punya catatan yang mengesankan, tapi setidaknya dengan satu tarikan napas, saya bisa menyelesaikan lari sprint itu. Bayangkan apa yang terjadi dengan aturan napas saya kalau ikut lari jarak jauh.

Bela diri juga pernah saya ikuti. Perusahaan memiliki sebuah perkumpulan mirip Bangau Putih. Entah mengapa saya kok mau saja diajak berlatih. Menyeramkan sekali. Saya harus bisa mematahkan sebatang besi dengan mengatur napas! Masya Allah. Bisa dipastikan, pada sesi latihan berikut, saya sudah menghilang.

Jadi, kalau ditanya apakah saya mau menjadi atlet, jawabannya sih mau saja, tapi saya tidak suka dengan proses latihannya. 

Saya bukan tipe yang mau melakukan sesuatu berlama-lama dan hasilnya belum tentu bisa dilihat. Selain itu, saya juga tidak punya warisan genetik untuk olahraga apa pun.

Olahraga yang paling suka saya lakukan adalah olahraga jari, alias mengetik. Menulis adalah olahraga untuk saya. Butuh banyak energi untuk melakukannya. Belum lagi berpikir untuk menentukan topik apa yang menarik untuk dituangkan.

Kalau saya menjadi atlet sungguhan, entahlah, mungkin saya akan pilih catur. Atau mungkin scrabble, kalau itu bisa disebut olahraga otak. Olahraga yang memerlukan kekuatan fisik bukan kesukaan saya.

Karena itu, saya selalu kagum pada atlet yang bisa memperoleh gelar juara, berprestasi maksimal. Sebab, di balik apa yang ditampilkannya di lapangan ada sederet hal yang jarang ditunjukkannya ke publik. 

Sungguh, para penonton jarang melihat betapa kerasnya mereka berlatih, betapa kerasnya mereka menempa diri untuk menjadi yang terbaik, betapa banyak pengorbanan yang harus mereka lakukan, rasa sakit, perih, tragedi yang hanya mereka yang tahu.

Prestasi seorang atlet adalah hasil akhir dari sebuah proses yang sangat panjang dan mahal. Mahal di sini tidak hanya dalam hal materi. 

Jika seorang atlet bisa mengulang prestasi yang telah dilakukannya, berarti dia memiliki tekad, niat, dan kemauan yang melebihi lawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun