Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

COD Tidak Semudah Kedengarannya

13 Juni 2021   14:20 Diperbarui: 14 Juni 2021   18:00 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi COD (Sumber: freepik via kompas.com)

Ada sederet peraturan yang sudah dibuat oleh situs shopping online tersebut, tapi saya tidak yakin apakah pembeli akan membacanya sebelum benar-benar akan melakukan pembayaran secara COD.

Karena itu, konfirmasi dari penjual ke pembeli sangat diperlukan supaya semua aman. Sebab, dengan adanya konfirmasi itu, secara tidak langsung, pembeli akan mengetahui bahwa penjual memang benar-benar memiliki barang yang dimaksud dan akan mengirimkannya.

Sekitar satu hari sebelum menerima dompet pesanan dari Hong Kong, saya kembali menerima sebuah notifikasi lewat pesan teks. Isinya memberitahu bahwa barang pesanan sudah tiba di Jakarta dan sekarang ada di partner kurir si market place. Juga disebutkan saya harus menyiapkan uang sebanyak yang tertera di konfirmasi belanja yang sudah dikirim melalui surat elektronik ketika pertama kali saya melakukan transaksi.

Dompet pun tiba, saya memberikan sejumlah uang yang sesuai dengan transaksi kepada kurir. Transaksi sudah lengkap. Paket saya buka dan dompet pesanan saya ada di dalamnya. Semua menjadi sangat aman berkat satu hal: Konfirmasi.

Sekali lagi, konfirmasi harus dilakukan terhadap mereka yang belanja dengan sistem COD. Sehingga, tidak ada lagi barang "gaib" yang dikemas dalam sebuah boks, lalu dikirim oleh penjual ke pembeli. Atau pembeli yang lantas tidak mau membayar, karena merasa tidak membeli barang tersebut atau barang yang tidak sesuai ekspektasi. Sebab, yang terjadi selanjutnya adalah kurir yang menjadi sasaran kemarahan pembeli.

Kalau memang dirasa terlalu repot untuk melakukan konfirmasi satu per satu kepada pembeli, mengingat sedemikian banyaknya transaksi dengan sistem membayar saat barang diterima, ya lebih baik dihentikan saja belanja dengan sistem COD. Indonesia belum siap untuk melakukan transaksi COD melalui market place.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun