Mohon tunggu...
Irsyam Syam
Irsyam Syam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aktivis FPI (Front Peternak Indonesia)... Peternakan Syariah, Adakah???... @IrsyamSyam... http://kandang-kata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sensasi Kopdar di Rumah Sakit

19 Februari 2011   06:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:28 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kopdar yang aneh. Sesuai namanya, sejatinya kopdar yah di warung kopi. Pun juga sering digelar di cafe, restoran, mall, bioskop atau setidak-tidaknya di warung tenda kaki lima. Kopdar kali ini malah di tempat yang tidak lazim, rumah sakit. Sebuah tempat yang hampir semua orang berdo’a untuk tidak ke sana, terkecuali paramedik tentunya. Selain tempatnya yang tidak lazim, kopdar di rumah sakit juga kontra produktif dengan analogi kompasiana sebagai rumah sehat.

Planning awalnya, saya berencana kopdar di tempat yang lebih refresentatif. Sesuai info dari Dyah Restyani via sms dan Bang Andi Harianto di facebook, akan digelar kopdar kompasianer di Makassar pada senin 20/12/2010. Entah siapa saja yang diundang, saya sendiri bersikap passive. Makin mendekati hari H, info kopdar makin kabur dan akhirnya batal. Soal batalnya kopdar ini, Uleng Tepu lah yang paling berkompeten mengklarfikiasi. Karena konon, dialah inisiatornya... hahaha... Tanggung jawab Uleng.

Karena batal kopdar, saya putuskan untuk pulang kampung ke Sidrap. Besoknya selasa, meluncur ke daerah tetangga di Pinrang. Tujuan utamanya, sebuah rumah sakit rujukan berplat merah yang sudah berkulifakasi C (Tipe C maksudnya). Kenapa ke rumah sakit? Ingin membuktikan kalau tubuh saya sehat dan bebas narkoba. Tanpa pemeriksaan medis pun saya Haqqul Yaqqin sudah negatif, tapi butuh surat sakti sebagai justifikasi. Indonesia gitu lho...

Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di rumah sakit ini. Tak tahu denah lokasi, bahkan ketika parkir pun sampai ditegur oleh security karena salah tempat. Sudah tidak tahu, malu bertanya pula. Jadi bingung sendiri mau ke mana. Ah, beli air mineral dingin dulu biar segar. Sambil minum, saya tiba-tiba ingat kalau seorang kompasianer sedang bertugas di daerah ini, dan sangat kebetulan ditempatkan di rumah sakit ini.

Dialah Eka Siswanto Pratama, kompasianer yang sehari-harinya berprofesi sebagai fisioterapist. Pucuk dicinta, ulam tiba. Ketika saya hubungi nomer ponselnya Eka (Begitu saya memanggilnya) memang sedang di Rumah Sakit. Sebenarnya saya hanya hendak bertanya saja ke mana saya harus mendaftar dan berkas apa saja yang diperlukan untuk itu. Tapi Eka meminta saya menunggunya di ruang tunggu pasien. Tak lama, muncullah dengan seragam kebesarannya putih-putih.

Dari tampilan fisik, Eka cukup subur jika dibandingkan dengan saya yang kurus tapi tidak kerempeng. Dibanding foto profilnya di kompasiana maupun di facebook, Eka terlihat lebih macho... Ini jujur lho, hahaha... Setelah mengobrol sebentar, lalu diarahkan untuk mendaftar. Beberapa saat antri, tibalah panggilan ke bangunan sebelah untuk pemeriksaan urine. Teman sejawat Eka, seorang gadis yang cantik jelita menyodorkan botol kecil untuk menampung urine.

Keluar dari kamar kecil menampung urine, botol itu diserahkan kembali untuk diperiksa. Sambil menunggu, saya memperhatikan para pegawai rumah sakit itu. Alangkah beruntungnya kawan saya Eka, setiap hari bekerja dikelilingi gadis-gadis. Belum lagi perilaku para pasien, keluarga serta penjenguk yang... ehem...!!! Asumsi awal saya bahwa rumah sakit adalah tempat yang membosankan, ternyata keliru.RS itu tempat yang menyenangkan. Wajarlah jika dia betah kerja di sini (baca).

Melihat para pegawai RS memeriksa urine, membuat saya sedikit besar kepala. Menjadi peternak ternyata masih sedikit lebih beruntung. Saya hanya berurusan dengan kotoran sapi, tapi mereka urusannya dengan kotoran manusia... hihihi... Tak berapa lama, nama saya disebut dan hasil pemeriksaannya negatif. Bergegas surat itu saya bawa menuju ruangan seorang dokter untuk pengesahan. Keterangan itu kemudian digandakan untuk persiapan jika tiba-tiba ada urusan lain.

Kopdar yang tak direncanakan ini sangat berkesan bagi saya. Selama Kopdar dari range waktu antara pukul 10.00 sampai 13.00 wita, tema yang dibahasakan menjelajah ke mana-mana. Mulai dari profesi masing-masing sampai urusan senter-senter bela... Hiks. Karena masih jam kerja, sesekali Eka kembali ke ruangannya untuk bertugas. Meskipun memberi petunjuk ke saya juga menjadi bagian dari tugasnya, yaitu melayani pasien.

Setelah semua kelar, saya mohon pamit. Tak lupa ajakan untuk kembali kopdar di lain waktu. Termasuk menawarkan tumpangan di tempatnya, jika kiranya harus bermalam. Wah, kawan kita yang satu ini sangat baik, terlalu baik malah. Biarlah kebaikan itu Tuhan yang membalas... Saya baru menyadari salah satu manfaat ber-kompasiana yang tak tak pernah terduga sebelumnya. Memiliki banyak teman yang bisa membantu di kemudian hari. Terima kasih brother, tunggu saya di Pinrang.

[caption id="" align="aligncenter" width="498" caption="Begini kalau ambil gambarnya sembunyi-sembunyi, hasilnya juga jadi sembunyi-sembunyi"][/caption]

Reportase ini saya tulisan sehari pasca kopdar dan seharusnya diposting dua bulan lalu. Tapi baru kepikiran kembali setelah membaca postingan Kawan Eka kemarin “Rumah Sakit Tempat yang Asyik lho”. Postingan itu membuat memory ini seakan ter-refresh. Dari postingan itu juga saya baru tahu, kalau itulah kopdar pertamanya. Artinya, setelah lebih setahun di kompasiana, saya lah kompasianer pertama yang ditemuinya.... hehehe... Eka... Eka...

.

Untuk semua Kompasianer Makassar, kapan nih kopdar? Saya siap fasilitasi, asal tidak keberatan jika tempatnya di Kandang Sapi.... Wakakaka.... Dan rasakan sendiri sensasinya.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun