Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pasien Kanker: Saya Belum Siap Mati Dokter!

31 Januari 2023   08:28 Diperbarui: 31 Januari 2023   08:33 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: istockfoto.com

Sebut saja Ny As, usia 65 tahun. Ibu dengan dua anak perempuan ini dirawat satu bulan yang lalu di suatu rumah sakit tempat saya praktek. Keluhan utamanya waktu masuk instalasi gawat darurat  adalah  nyeri ulu hati, mual, muntah, agak lemas dan dada yang menyesak.

Pada pemeriksaan fisik  yang saya lalukan di bangsal di daerah sekitar abdomen, atau perutnya saya dapatkan nyeri tekan di ulu hatinya, dan tidak didapatkan  kelainan lain yang menonjol. Namun waktu saya memeriksa daerah dadanya untuk mengetahui kedaan jantung dan parunya dari luar, tiba-tiba pasien menutup dada kirinya dengan telapak tangannya. Sambil melihat ke saya, seperti agak malu dan ragu dia mengatakan, "25 tahun lalu saya dioperasi dokter, buah dada saya yang ini diangkat semuanya. Saya dikatakan menderita kanker payudara yang sudah menyebar ke kelenjar ketiak saya."

Kemudian, agak lama saya terdiam, tidak tahu harus ngomong apa dengan cerita pasien ini, "25 tahun yang lalu Ibu sudah operasi payu dara karena kanker?" Tanya saya penuh heran, tidak percaya.

"Ya, dokter, 25 tahun lalu, teman-teman saya yang menderita penyakit yang sama sudah meninggal semua," ungkapnya

"Hhhmm, Ibu luar biasa, sampai sekarang saya lihat sehat-sehat saja, apa rahasianya bu" Tanya saya sambil tetap memeriksanya.

"Saya belum siap untuk mati, masih ingin hidup lebih lama dokter. Kebetulan saya punya dua orang  anak perempuan waktu itu usia mereka masih remaja. Saya khawatir sekali dengan kehidupannya kalau saya meninggal, saya tidak mau anak-anak saya hidup terlantar, tidak ada yang mendampinginya, dan apalagi suami saya juga sudah lebih dulu meninggalkan kami. Dan, saya tidak mau menyerah begitu saja dengan vonis yang sering diberikan kepada penderita kanker. Saya tidak mau usia saya didikte oleh manusia atau dokter sekalipun, apalagi oleh penyakit yang saya derita. Saya yakin saya bisa sembuh, Allah akan mendengar doa saya,  dan tubuh saya akan mampu mengatasinya. Disamping itu, saya sedikit  juga belajar tentang kanker payudara dan belajar dari cerita penderita kanker payudara yang sembuh dan berumur panjang. Semangat ingin tetap hidup, ingin sembuh, dan masih ingin mendampingi anak-anak saya yang masih remaja ini yang tetap saya jaga," cerita pasien dengan penuh semangat.

Lalu, "apa saja yang Ibu lakukan?"

"Seperti saya katakan tadi dokter, saya tidak mau menyerah, saya berdoa dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Saya yakin Allah tidak akan membebani saya di luar batas kemapuan saya.  Saya juga melihat penyakit ini sebagai cobaan yang harus saya jalani, pasti ada hikmah semua ini. Dengan berserah diri kepada Allah, meyakini bahwa penyakit ini adalah cobaan dari Allah, hati saya jadi tenang, dan damai, tidur saya pun jadi lebih enak. Saya percaya bahwa kedamaian, ketenangan,  keikhlasan saya menerima penyakit ini akan mempengaruhi tubuh saya menjaga keseimbangan dan  untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Tidak tahu saya istilahnya, sistem kekebalan atau apalah namanya dalam tubuh saya tentu akan berkerja lebih baik untuk mempertahankan tubuh yang normal." Ungkap pasien penuh semangat.

Pasien berhenti sebentar, mungkin berpikir, apalagi yang mau disampaikannya.

Kemudian, setelah menarik nafas dalam, dia melanjutkan, "saya mengubah sama sekali gaya hidup saya dokter. Sebelum sakit saya merokok, begitu diketahui saya menderita kanker saya langsung berhenti. Dulu saya tidak suka sayur-sayuran,  buah-buahan juga jarang saya konsumsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun