Ny  AS, 60 tahun, penyandang diabetes melitus tipe-2 sejak usia 40 tahun. Pasien dengan tiga orang anak perempuan yang sudah berkeluarga semua ini menjadi pasien setia  saya selama dua tahun belakang ini.
Banyak yang menarik bagi saya, dan dapat dipetik jadi pembelajaran dari pasien ini sebagai dokter langganannya. Disamping gula darahnya yang selalu terkendali, tidak pernah ada riwayat  kompkikasi akut seperti hipoglikemi ataupun hiperglikemi, tidak pernah mengeluh terkait komplikasi kronis,  kepatuhannya menjalani diet, olahraga, keteraturannya dalam berobat.Â
Dan, dukungan keluarganya yang begitu kuat menjadi catatan bagi saya. Sering saya berpikir, jangan-jangan ada pengaruh dukungan keluarga yang sangat kuat terhadap pasien ini, yang telah menjadi penyandang diabetes lebih dari 20 tahun tanpa ada keluhan dan komplikasi sama sekali.Â
Sementara pada pasien lain dengan lama mengidap  diabetes sepeerti itu bermacam komplkasi kronis sudah  banyak didapatkan. Bahkan banyak yang lebih muda, tapi sudah harus menjalani hemodialisis atau cuci darah karena komplikasi diabetes.
Kuatnya dukungan kekuarga terutama suami dan anak-anaknya saya amati waktu pasien kontrol setip bulan. Selama dia konsultasi dengan saya, beliau selalu didampingi oleh suami, anak atau saudara kandungnya.Â
Pernah saya tanyakan, "Ibu tinggal jauh dari rumah sakit?"... "Tidak dokter, dekat sekali, jalan kaki-pun bisa" "Tapi kok Ibu selalu ditemani?"  Sebelum Ia memjawab anaknya sudah memyela, "ya lah dokter  tidak tega membiarkan Ibu sendiri berobat  khawatir kalau ada apa-apa nanti.
"Alhandulilah, ibu didampingi  suami, anak-anak, saudara yang penuh perhatian dan sangat peduli dengan Ibu, Ibu harus bersyukur," saya menanggapi komentar anaknya
"Ya dokter, saya juga selalu diingatkan ketika harus minum obat, obat-obatan yang harus saya minum sudah disiapkan dalam kotak sendiri oleh suami atau anak-anak saya. Kalau saya lagi malas jalan pagi, mereka selalu memberi semangat saya, menemani saya, kecuali kalau jalan hanya di sekitar rumah, saya jalan sendiri. Â
Saat makan juga seperti itu, anak-anak terutama pasti mengingatkan, khawatir gula darah saya tinggi. Dan biasanya kalau saya makan kelihatan berlebih, gula darah saya segera diperiksanya. Â
Dan, pernah  setelah jalan pagi  yang cukuop lama saya merasa pusing, ngantuk  seperti mau pingsan, mual dan berkeringat  banyak. Untung sekali suami saya tahu bahwa itu gejala gula darah rendah,  dan segera membuatkan teh manis. Katanya, kalau terlambat bisa tidak sadar, cerita pasien
Nah, salah satu rahasia penting penyandang diabetes melitus yang berumur panjang adalah dukungan positip dari pasangannya, suami atau istri, anak-anak  keluarga dan bahkan teman-teman terdekatnya.