Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gaya Hidup Beda, Masa Tua Juga Tak Sama

3 Januari 2018   08:12 Diperbarui: 3 Januari 2018   08:49 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya pernah memberikan semacam materi tentang kiat hidup sehat di hari tua yang pesertanya pensiunan pegawai suatu Bank dan keluarganya. Pesertanya cukup banyak, dan saya lihat dari penampilannya, secara fisik berbeda dan bervariasi sekali, pada hal dari sisi usia tidak jauh berbeda. Perbedaan itu kelihatan  mulai dari yang  kelihatan sangat bugar, rambut masih hitam,  duduk-tegak, berjalan masih tegar, sampai kepada yang kelihatan sangat tua, rambut putih semua, berjalan bungkuk dan menggunakan tongkat, lumpuh pada sebagian anggota geraknya, dan bahkan ada yang datang didorong dengan kursi roda karena tidak dapat berjalan sama sekali, dan ada pula yang sedang mengalami cuci darah (Hemodialisa)

Melihat penampilan mereka yang sangat berbeda dan  bervariasi ini mendorong saya untuk memberikan pertanyaan kepada yang hadir. Pertanyaan itu adalah, apa yang mereka lakukan menghadapi hari pensiun selama ini?  Sebagian besar menjawab, ada yang berinvestasi dalam bidang usaha, menabung, deposito, menyimpan dolar, membeli saham dan sebagainya yang semuanya terkait dengan uang, materi. Dan, ketika Saya bertanya apa yang mereka lakukan untuk menghadapi hari tuanya terkait kesehatan?.... Jawabanya, sebagian besar mengikuti atau membeli polis asuransi kesehatan, di luar asuransi yang sudah diberikan perusahaan. Dan, waktu Saya mengajukan pertanyaan lagi, apa yang mereka rencanakan sehubungan dengan kesehatanya di hari pensiun ini? ......Sebagian besar masih menjawab membeli polis asuransi, dan sebagian lagi diam saja.

Asuransi kesehatan  bagi sebagian besar kita dianggap sebagai investasi untuk sehat. Dalam satu sisi mungkin benar juga, karena akan membantu tagihan pembiayaan konsultasi dokter, obat-obatan, dan biaya rawat inap rumah sakit. Tetapi asuransi masih mengacu kepada konsep sakit, anda sakit dulu baru asuransi membayar. Asuransi kesehatan tidak menyinggung bagaimana agar anda tetap sehat, tapi bagaimana mereka membantu anda setelah anda jatuh sakit.

Asuransi juga tidak membuat anda jadi sehat, tapi membantu anda mungkin sembuh, memperbaiki kualitas hidup anda. Sebagai contoh sederhana, misalkan anda menderita diabetes melitus atau hipertensi, kemudian mengalami komplikasi gagal ginjal, dan harus mendapatkan terapi hemodialisa, cuci darah. Asuransi barangkali membayar biaya untuk itu, tapi apakah anda jadi sehat setelah itu? Tidak, cuci darah dalam kasus ini tidak membuat ginjal anda normal kembali, dia hanya menggantikan sebagian dari fungsi ginjal, dan memperbaiki kualitas hidup anda. Itu-pun harus dijalani secara rutin sepanjang hidup anda.

Nah, itu yang banyak kita lakukan sekarang dalam menghadapi ancaman sakit di hari tua. Seperti para pensiun Bank di atas, membeli asuransi. Dan, jarang yang beranggapan bahwa gaya hidup, kebiasaan-kebiasaan seperti menghentikan rokok, menghindari alkohol, memilih makanan yang sehat seperti makan tidak berlebihan, mengonsumsi sayuran, mengurangi garam, memilih lemak dan protein yang sehat,  mempertahankan berat badan normal, tidur yang cukup,  imunisasi, pemeriksaan laboratorium secara berkala, bersyukur, banyak sedekah, atau meningkatkan spiritualitas adalah sebagai bentuk investasi untuk sehat.

Pada hal, penyakit-penyakit kronis yang menjadi beban biaya di hari tua, yang menurunkan kualitas hidup, yang menjadi penyebab cacat, ketergantungan, yang menjadi pembunuh kita sekarang sebagian besar dapat dicegah, atau paling tidak dapat ditunda. Contoh sederhana saja, dengan  menurunkan berat badan 5-7% dari berat badan anda sekarang, terutama bagi yang gemuk, punya risiko diabetes melitus, akan menurunkan risiko anda untuk menderita diabetes sebesar 58%.

Diet “Mediterranean” yang terkenal itu, yang prinsip dasarnya adalah mengonsumsi sayuran, buah-buahan yang banyak, membatasi karbohidrat, dan memilih karbohidrat yang glikemik indeksnya rendah seperti gandum utuh, beras merah,  mengutamakan sumber protein nabati, ayam, yoghurt,  ikan laut seperti salmon, mengurangi konsumsi daging merah hanya 1-2 kali dalam seminggu, mengurangi konsumsi alkohol, dan disamping itu aktivitas fisik, olahraga yang cukup., sosialisasi. Maka, risiko mereka menderita beberapa penyakit kronis dan keganasan juga lebih kecil.

Selain itu, suatu penelitian yang dikenal dengan EPIC, "the European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition", mempelajari pengaruh empat (4) kebiasaan----merokok, aktivitas fisik, alkohol, intake buah-buahan dan sayuran terhadap usia seseorang. Pada usia 50 tahun, bila mereka menjalankan kebiasaan ini, tidak merokok, aktivitas fisik yang cukup (olahraga), membatasi konsumsi alkohol, makan sayuran dan buah-buahan paling tidak lima (5) porsi setiap hari, 44% laki-laki, dan 62% wanita masih hidup 35 tahun kemudian, atau usia mereka mencapai 85 tahun. Jika mereka melakukan satu kebiasaan dari empat kebiasaan sehat itu, kemungkinan usia mencapai 85 tahun turun menjadi hanya 15% pada laki-laki, dan 30% untuk wanita. Dan, bila tidak satupun dari empat (4)kebiasaan hidup sehat itu dijalankan, maka, hanya 5% laki-laki, dan 7% laki yang mencapai usia 85 tahun.

Dan, the "Interheart Study" menunjukkan bahwa delapan faktor risiko, kadar lemak yang tidak normal, merokok, hipertensi, diabetes, obesitas sentral (perut buncit), tidak aktif, masukan sayur dan buah-buahan yang kurang, tidak baik, konsumsi alkohol  berlebihan, bertanggungjawab terhadap 80% serangan jantung. Delapan faktor risiko yang sebetulnya dapat kita modifikasi, kita ubah, kita minimalisir dengan perubahan gaya hidup.

Lalu, kembali kepada para pensiunan di atas,  yang penampilan fisiknya sangat bervariasi itu, pertanyaannya adalah, apa penyebabnya? Disamping faktor genetik, etnis, jenis kelamin, yang jelas tidak bisa diubah, yang paling utama adalah gaya hidup yang mereka pilih.

Sayangnya, menurut penelitian dari 30 orang dewasa, kurang dari satu orang yang memenuhi empat kebiasaan dasar hidup sehat yakni, tidak merokok, mempertahankan berat badan yang sehat, aktif secara fisik, dan mengonsumsi sayuran, buah-buahan lima porsi atau lebih setiap hari. Bahkan pada orang dewasa  yang sudah didiagnosis penyakit jantung sekalipun, kurang dari satu dari lima orang yang aktif secara fisik, menjaga berat badannya yang sehat-normal, tidak merokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun