Mohon tunggu...
Irsyad Rahmanda
Irsyad Rahmanda Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar ☪

Aku adalah apa yang kau pikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sikap Moderat dalam Ber-Islam sebagai Prinsip Perdamaian Dunia

6 Juli 2020   05:36 Diperbarui: 12 Juli 2020   07:15 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER GAMBAR: pinterest.com/lastahenigsman

Jangan Ekstrim Kiri Jangan Ekstrim Kanan, Ditengah!!! (Muhammad Quraish Shihab)

Dalam kehidupan manusia di dunia, kerap terjadi suatu peristiwa tindak pelaku kekerasan entah mengatasnamakan suatu kelompok atau hanya "oknum". Dalam situasi indonesia sekarang ini sedang marak-maraknya berita tentang pembahasan RUU-PKS (Rancangan Undang-Undang-Penghapusan Kekerasan Seksual), yang nyatanya tidak mau disahkan dan menjadi perbincangan dalam ruang-ruang akademisi, terkhusus untuk gerakan feminisme. bukan ini yang mau penulis bahas, mungkin pada kesempatan lain waktu.

Indonesia dalam keberagamannya menjadikan sebuah negara yang membuat negara-negara lain takjub akan romantisme kita dalam berkehidupan. Mulai dari suku, bahasa, budaya, maupun agama. Bersatu dalam pancasila. Pemerintah Republik Indonesia secara resmi hanya mengakui enam agama, yaitu Islam, Protestan,Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu (indonesia.go.id). Berdasarkan Pasal 28E ayat (1) UUD 1945: setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya.

Dalam arti kata agama mengandung banyak definisi, dan itu semua mengajarkan kita sifat kedamaian. Etika Global; "Tidak ada perdamaian dunia tanpa perdamaian antar agama. Tidak ada perdamaian antar agama, tanpa dialog antar agama. Dan tidak ada dialog antar agama,jika masing-masing agama tidak menggali fondasinya masing-masing", demikian berulang kali dikatakan oleh Hans Kung. Penulis jadi teringat terhadap statement Pak Quraish shihab, "Damailah dengan diri anda, damailah dengan orang lain, damailah dengan semua makhluk itu adalah jalan menuju surga." Penulis sepakat untuk menanamkan toleransi dan penuh cinta antar umat beragama, sehingga hidup akan bahagia. Selama cirinya adalah kedamaian.

Tapi nyatanya, Fakta kehidupan membuktikan masih ada manusia yang berpaham radikalisme dan terorisme. Radikalisme merupakan sebuah perbuatan yang di identik dengan kekerasan tanpa memandang sisi kemanusiaan. Contohnya pada bulan lalu ada sebuah pelaku tindakan rasisme terhadap warna kulit yang terjadi di Amerika sana oleh "oknum kepolisian". Padahal negara tersebut telah dikatakan negara maju tapi kenapa masih ada rasisme disana. Apakah rasisme tidak bisa dihentikan?. Penulis sepakat dengan pernyataan Morgan Freeman Ketika ditanya tentang rasisme yang terjadi di amerika sana.

"bagaimana cara menghentikan rasisme?"

Dia begitu tenang dan optimis dengan menjawab "stop membahasnya."

Wooow, Sebuah Konsekuensi logis.

Tidak sedikit pula juga terhadap politik-agama di indonesia yang pembelahannya luar biasa, seolah-olah Membicarakannya Antara Surga dan Neraka. belum lagi aksi terorisme, pembunuhan, bahkan tindak kekerasan, yang menjadi serumpun jihad atas nama agama. membunuh manusia yang tidak bersalah secara masal, padahal didalamnya terdapat seorang muslim. 

Rasulullah sudah memberitahu bahwa "setiap muslim adalah satu tubuh" (HR.Muslim). berarti secara tidak langsung, mereka sama saja bunuh diri, perbuatan bunuh diri adalah kehendak melawan takdir Tuhan. 

dan Itu semua terjadi dikarenakan merasa paling suci, Saling mengkafirkan dan gampangnya mengklaim sesat. Atau seseorang yang baru sepintas belajar tentang Islam dan melihat yang lainnya berbeda pandangan, langsung klaim sesat. Tapi, rupa-rupanya lebih parahnya lagi meraka tidak berani mengklaim akan tetapi menggibahkannya. itu semua terjadi akibat ketidaktahuan mereka, yang melahirkan sikap dogmatis.

bukankah, tindakan mengklaim tersebut merupakan hak prerogratif Tuhan. Kita semua tidak bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah selama kita didunia, yang berhak memutuskan atau menghakimi ini adalah Tuhan Di Akhirat nanti. Selama kita berjalan sesuai koridor yang Nabi Muhammad SAW sampaikan. yaitu, tetap berpegang teguh kepada Al-qur'an dan Sunah, dan perbedaan pendapat dalam pemikiran merupakan hal yang harus kita hadapi tanpa adanya kekerasan.

Padahal Gus Dur pernah berkata, "Yang dilarang dalam islam itu perpecahan, bukan perbedaan pendapat." Hal ini juga Dikuatkan oleh Imam Nawawi,"Pendapatku adalah benar, tapi masih berkemungkinan keliru. Pendapat orang lain salah, tapi berkemungkinan untuk benar." (Irfan L.Sarhindi 85). Tuhan saja mengisyaratkan bahwa perbedaan sekte adalah sepenuhnya menjadi sunatullah. Dan perpecahan ini mau diakui atau tidak, disebabkan oleh tiga hal:

  • Merasa diri kita yang "paling benar". (Sombong)
  • Terlalu mudah mengklaim sebagai sesat. (Dogmatis)
  • Fanatik Buta.

Islam pula telah mengajarkan kepada kita tentang "Hablum minallah wa Hablum Minannas." Hubungan baik dengan Tuhan dan hubungan baik dengan manusia. (Vertikal-Horizontal)

Penulis ingin sedikit menceritakan tentang Organisasi Mahasiswa yang ada diberbagai Kampus Dan Universitas.  Dan juga tidak asing lagi dikalangan mahasiswa. yaitu, Himpunan Mahasiswa Islam. organisasi yang didirikan pada tahun 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka, oleh 15 Orang dan diprakarsai oleh Lafran Pane. dalam semangat ukhuwah dan rahmat, menjadi Sebuah Organisasi yang mengakomodir aspirasi umat Islam pada saat itu. tidak memandang Latar Belakang yang mereka geluti entah itu, NU, Muhammdiyah, Persis, Dll. Dan berada didalamnya pula, Penulis melihat  Corak Toleransi Antar Umat Islam. Karena Apa? karena itu hanya sebuah organisasi, kendaraan sosial kemasyarakatan yang mengantarkan kita untuk selalu berbuat kebaikan. 

Dalam ceramahnya Ustad Abdul Somad, beliau bercerita tentang Kebijaksanaan Buya Hamka. "Dalam soal qunut, lembut hati Buya Hamka diundang ke Jember, salat Subuh, Buya Hamka diangkatnya tangan, baca qunut sebagaimana dilakukan NU padahal biasanya tidak karena dia Muhammadiyah." Hal itu dicontohkan untuk menjaga persatuan umat Islam.

Intinya selama syahadatnya dua kalimat syahadat, Nabi-nya Muhammad SAW, kitab suci-nya Al-Qur'an dan Tuhan-Nya Ialah Allah Subhanallah Wata'ala, engkau adalah saudaraku.

Seperti halnya kita dalam berkehidupan pasti ada baik-buruknya. Semua itu kembali terhadap kualitas diri kita dalam menyikapi suatu permasalahan. Dan ini yang penulis ingin beritahu kepada seluruh umat Islam dunia, kita ingin melihat sejatinya Islam secara keseluruhan  terhadap corak toleransi Antar Umat Islam. jangan mau kita diadu domba, karena "mereka" (yang benci terhadap islam) ingin melihat kita bertikai dalam konflik internal sehingga kita dimatikan secara peradaban terhadap akal-hati umat Islam. Semoga kita cukup dewasa untuk mampu menghormati setiap perbedaan pendapat dalam pemikiran.

Sekian dan terima kasih banyak penulis ucapkan. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun