Mohon tunggu...
Irsyad Rahmanda
Irsyad Rahmanda Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar ☪

Aku adalah apa yang kau pikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sikap Moderat dalam Ber-Islam sebagai Prinsip Perdamaian Dunia

6 Juli 2020   05:36 Diperbarui: 12 Juli 2020   07:15 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER GAMBAR: pinterest.com/lastahenigsman

bukankah, tindakan mengklaim tersebut merupakan hak prerogratif Tuhan. Kita semua tidak bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah selama kita didunia, yang berhak memutuskan atau menghakimi ini adalah Tuhan Di Akhirat nanti. Selama kita berjalan sesuai koridor yang Nabi Muhammad SAW sampaikan. yaitu, tetap berpegang teguh kepada Al-qur'an dan Sunah, dan perbedaan pendapat dalam pemikiran merupakan hal yang harus kita hadapi tanpa adanya kekerasan.

Padahal Gus Dur pernah berkata, "Yang dilarang dalam islam itu perpecahan, bukan perbedaan pendapat." Hal ini juga Dikuatkan oleh Imam Nawawi,"Pendapatku adalah benar, tapi masih berkemungkinan keliru. Pendapat orang lain salah, tapi berkemungkinan untuk benar." (Irfan L.Sarhindi 85). Tuhan saja mengisyaratkan bahwa perbedaan sekte adalah sepenuhnya menjadi sunatullah. Dan perpecahan ini mau diakui atau tidak, disebabkan oleh tiga hal:

  • Merasa diri kita yang "paling benar". (Sombong)
  • Terlalu mudah mengklaim sebagai sesat. (Dogmatis)
  • Fanatik Buta.

Islam pula telah mengajarkan kepada kita tentang "Hablum minallah wa Hablum Minannas." Hubungan baik dengan Tuhan dan hubungan baik dengan manusia. (Vertikal-Horizontal)

Penulis ingin sedikit menceritakan tentang Organisasi Mahasiswa yang ada diberbagai Kampus Dan Universitas.  Dan juga tidak asing lagi dikalangan mahasiswa. yaitu, Himpunan Mahasiswa Islam. organisasi yang didirikan pada tahun 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka, oleh 15 Orang dan diprakarsai oleh Lafran Pane. dalam semangat ukhuwah dan rahmat, menjadi Sebuah Organisasi yang mengakomodir aspirasi umat Islam pada saat itu. tidak memandang Latar Belakang yang mereka geluti entah itu, NU, Muhammdiyah, Persis, Dll. Dan berada didalamnya pula, Penulis melihat  Corak Toleransi Antar Umat Islam. Karena Apa? karena itu hanya sebuah organisasi, kendaraan sosial kemasyarakatan yang mengantarkan kita untuk selalu berbuat kebaikan. 

Dalam ceramahnya Ustad Abdul Somad, beliau bercerita tentang Kebijaksanaan Buya Hamka. "Dalam soal qunut, lembut hati Buya Hamka diundang ke Jember, salat Subuh, Buya Hamka diangkatnya tangan, baca qunut sebagaimana dilakukan NU padahal biasanya tidak karena dia Muhammadiyah." Hal itu dicontohkan untuk menjaga persatuan umat Islam.

Intinya selama syahadatnya dua kalimat syahadat, Nabi-nya Muhammad SAW, kitab suci-nya Al-Qur'an dan Tuhan-Nya Ialah Allah Subhanallah Wata'ala, engkau adalah saudaraku.

Seperti halnya kita dalam berkehidupan pasti ada baik-buruknya. Semua itu kembali terhadap kualitas diri kita dalam menyikapi suatu permasalahan. Dan ini yang penulis ingin beritahu kepada seluruh umat Islam dunia, kita ingin melihat sejatinya Islam secara keseluruhan  terhadap corak toleransi Antar Umat Islam. jangan mau kita diadu domba, karena "mereka" (yang benci terhadap islam) ingin melihat kita bertikai dalam konflik internal sehingga kita dimatikan secara peradaban terhadap akal-hati umat Islam. Semoga kita cukup dewasa untuk mampu menghormati setiap perbedaan pendapat dalam pemikiran.

Sekian dan terima kasih banyak penulis ucapkan. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun