Mohon tunggu...
Muhammad Irsyad
Muhammad Irsyad Mohon Tunggu... Dokter - Laki-laki

Dilahirkan dari keluarga dengan ibu sebagai ibu rumah tangga dan ayah sebagai pedagang krupuk. Menjadi anak pertama dengan dua adik laki-laki. Menempuh pendidikan sarjana pariwisata di Universitas Brawijaya dan magister kajian pariwisata di Universitas Gadjah Mada. Aktivitas saat ini sedang mengamalkan ilmu yang didapat ke sesama.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melawan Korupsi dengan Mengembangkan Pariwisata di Indonesia

23 September 2019   07:26 Diperbarui: 24 September 2019   07:45 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Foto : republica.co.id/MgRol112

Kerugian korupsi tidak hanya dirasakan oleh bangsa sendiri, akan tetapi dapat dirasakan oleh bangsa lain. Keterbukaan informasi saat ini menjadi faktor yang dominan dalam akses penyebaran informasi, termasuk didalamnya adalah informasi terkait korupsi di suatu bangsa. 

Jika suatu bangsa diberitakan melakukan korupsi oleh media online, maka informasi tersebut akan segera tersebar dan meninggalkan jejak di media online. 

Menurut  WEF (World Economic Forum),  Corruption Perception Index published by Transparency International bahwa pengurangan tingkat korupsi berdampak positif pada tingkat daya saing pariwisata lintas bangsa. 

Hal ini menunjukkan bahwa citra bangsa akan terpengaruh dan diberikan label oleh calon wisatawan yang berkunjung di suatu negara sebagai bangsa korupsi. Indonesia menunjukkan kondisi sebaliknya dengan meningkatnya jumlah nilai dalam daya saing pariwisata di internasional. 

Menurut Kemenpar dari data yang dikeluarkan oleh WEF (World Economic Forum) tahun 2013 nilai yang diperoleh sebesar 4,00 pada posisi peringkat 70. Tahun 2017 nilai yang diperoleh naik sebesar 4,16 pada posisi peringkat 42.

2. Menurunkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

Korupsi memberikan efek berantai dalam berbagai hal, termasuk dari pariwisata dalam hal jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Informasi suatu bangsa yang akan dikunjungi akan dicari oleh calon wisatawa. 

Jika informasi tersebut selain memunculkan informasi tentang destinasi wisata pilihan, juga memunculkan informasi tentang korupsi. 

Maka wisatawan mancanegara akan terpengaruh dengan informasi korupsi. Kerugian yang bisa dirasakan adalah wisatawan akan batal mengunjungi bangsa yang akan dijadikan tujuan berwisata dan mengunjungi bangsa lain.  

Dapat diambil kesimpulan bahwa jika wisatawan mancanegara terpengaruh dan batal untuk mengunjungi suatu bangsa, maka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara akan menurun. Berbeda dengan Indonesia yang menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

3. Mempercepat perizinan dalam sektor pariwisata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun