Mohon tunggu...
Irsyad Muhammad
Irsyad Muhammad Mohon Tunggu... -

Outrage Beyond

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

AR Baswedan sebagai Pahlawan Nasional, Bukti Pengakuan Pemerintah atas Jasa Keturunan Arab

10 November 2018   23:49 Diperbarui: 11 November 2018   00:21 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id

Pengangkatan A.R. Baswedan sebagai Pahlawan Nasional: Bukti Pengakuan Pemerintah atas Peranan dan Jasa Keturunan Arab

Ada satu hal yang membahagiakan saya di Hari Pahlawan ini, apakah itu? Yaitu pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Abdurrahman Baswedan atau lazim dikenal sebagai A.R. Baswedan. A.R. Baswedan merupakan tokoh penting dalam perjuangan kebangsaan Indonesia, beliaulah yang menyatukan seluruh keturunan Arab-Indonesia agar mengakui Indonesia sebagai tanah air mereka. 

Pada saat awal abad 20, komunitas Arab-Indonesia terbagi menjadi dua kubu yakni Wulayati (Arab totok) dan Muwallad (Arab peranakan), kelompok Muwallad yang mendominasi komunitas Arab-Indonesia pada saat itu mengalami konflik identitas. 

Di satu sisi mereka lahir di Indonesia, di satu sisi mereka bukan penduduk pribumi Indonesia dan bila mereka mengaku sebagai orang Arab-Hadramaut di tanah leluhur mereka tidak diakui, sebab para muwallad mereka tumbuh di Indonesia bukan di Hadramaut. 

Sekadar informasi sekitar 97% keturunan Arab-Indonesia berasal dari Hadramaut, Yaman bagian selatan. Banyak orang di Indonesia yang mengidentikkan Arab itu dengan Arab Saudi, padahal Arab Saudi hanya satu bagian dari negara Arab. Terdapat 22 negara yang berpenduduk bangsa Arab dan menggunakan bahasa Arab sebagai resminya mereka tergabung dalam Liga Arab. 22 negara itu memiliki latar belakang sejarah dan budaya masing-masing.

A.R. Baswedan seorang jurnalis Koran Sin Po, mengajak kepada keturunan Arab baik golongan Wulayti dan Muwallad untuk mengakui Indonesia sebagai tanah air mereka dan mengajak mereka memegang prinsip ius solli (dimanalah saya lahir, di situlah tanah airku). Ia memulai tindakan provokatifnya di Koran Sin Po dengan menulis "Peranakan Arab dan Totoknya" dan dalam artikel tersebut ia berpoto mengenakan blangkon dan surjan.. 

Sontak banyak keturunan Arab yang menghujatnya, mulanya pemikirannya tidak bisa diterima. Kendati demikian ia tidak menggubrisnya, ia senantiasa mengenakan blangkon dan surjan dalam tulisan-tulisannya di Sin Po. 

Terbukti perlahan banyak yang mendukungnya hingga pada tahun 1934, A.R. Baswedan mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI). Pada tanggal 4-5 Oktober 1934 diadakan Kongres PAI di Semarang. Dalam kongres tersebut menghasilkan pernyataan "Sumpah Pemuda Keturunan Arab Indonesia", seluruh pemuda keturunan Arab menyatakan bahwa:

  • 1.Tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia.
  • 2.Karenanya Mereka harus meninggalkan kehidupan sendiri (isolasi)

Sejak saat itu banyak keturunan Arab yang meninggalkan kehidupan mengisolasi diri di berbagai kampung-kampung Arab untuk berbaur dengan pribumi. 

Banyak keturunan Arab yang hidup di berbagai wilayah kampung-kampung Arab, munculnya Kampung Arab ini tidak terlepas dari kebijakan wijkenstelsel yang dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda, kebijakan ini memaksa kelompok masyarakat Vremde Oosterlingen (Timur Jauh) seperti keturunan Arab, Tionghoa, maupun India untuk menciptakan perkampungan mereka sendiri di kota-kota dan melarang mereka tinggal di pedesaan. 

Tidak heran bila hingga saat itu masih ada beberapa pemukiman di kota-kota seperti di Jakarta, Cirebon, Surabaya, Solo, hingga Palembang yang berisi keturunan Arab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun