Mohon tunggu...
Irsyad Abdu Mukohar
Irsyad Abdu Mukohar Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 Studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Jember

Lazy Monday not Today

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Model Keseimbangan Portofolio, APT atau CAPM Lebih Baik?

23 November 2020   03:31 Diperbarui: 23 November 2020   03:49 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Investasi adalah sebuah tindakan seseorang (investor) yang menghimpun dana disaat ini untuk memperoleh sebuah nilai tambah di masa depan. Investasi merupkaan salah satu pengelolaan keuangan seseorang selain konsumi dan menabung. Dalam sebuah investasi tidak lepas dari istilah disebut portofolio. Portofolio diperkenalkan oleh Harry M. Makowitz yang merupakan seorang ahli ekonomi dan meraih nobel ekonomi pada tahun 1990 atas dasar risetnya yakni Modern Portfolio Theory. Harry pun dikenal sebagai bapak teori portofolio modern.

Seorang investor dalam berinvestasi menghimpun atau mengombinasi dua atau lebih jenis investasi dengan tingkat risiko dan imbal hasi yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu dengan harapakan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan risiko yang kecil disebut Portofolio. Investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan, tentu sebuah risiko hal yang sangat diperhatikan oleh seorang investor. 

Untuk mengurangi risiko yang tinggi maka harus melakukan diversifikasi investasi. Maka dalam teori ini memberikan sebuah saran untuk melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis instrumen saja tetapi beberapa. Semakin banyak pun akan semakin baik. Hal ini disebabkan jika seseorang hanya memiliki satu jenis instrumen, suatu saat kondisi ekonomi atau instrumen tersebut melemah atau turun maka akan memperoleh sebuah kerugian atas risiko tersebut. 

Dengan seorang investor memiliki beberapa macam jenis instrumen disaat yang lain turun akan dibantu oleh instrumen yang bertahan atau naik. Hal ini diperibahasa oleh Markowitz yakni u "Don't put all your eggs in one basket" atau jangan menaruh semua telur ke dalam satu keranjang. Makna peribahasa tersebut adalah jika keranjang itu jatuh, maka telur yang ada di dalamnya akan pecah semua dan karena tidak ada yang selamat maka akan rugi keseluruhan.

Dalam perkembangan portofoli ini maka ditemukan sebuah model yang dapat digunakan sebuah investor dalam menentukan pilihan untuk berinvestasi atau strateginya. Pada pertengahan tahun 1960-an Sharpe, Lintner, dan Mossin mengenalkan sebuah model kesembangan portofolio yang disebut Capital Asset Pricing Modal (CAPM). 

CAPM diungkapkan model estimasi yang tepat dimana investor untuk mengetahui hubungan natara besarnya imbal hasil dengan risiko yang terdapat pada sekirutas. Tujuan CAPM sendiri memang untuk menentukan besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dari investasi yang berisiko. Ada pun untuk membantu investor dalam melakukan perhitungan risiko yang tidak dapat didiversifikasi di dalam portofolio dan membandingkan tingkat imbal hasilnya.

Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2014), CAPM adalah kumpulan prediksi mengenai keseimbangan perkiraan imbal hasil terhadap aset yang berisiko. Maka fungsi utama dari CAPM adalah sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi tingkat pengembalian suatu investasi dan membantu investor dalam menprediksi harapan imbal hasil dari suatu aset yang tidak atau pun belum diperdagangkan di pasar. Untuk menggunakan metode CAPM sebagai perhitungan maka terdapat asumsi dasar untuk menggunakannya;

  • Inflasi tidak terjadi
  • Pajak pendapatan pribadi tidak terjadi
  • Investor sebagai price taker
  • Pasar modal dianggap dalam kondisi equilibrium/seimbang
  • Semua aktiva yang dimiliki dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak terbatas
  • Semua aktivita dapat dipasarkan secara likuid sempurna dan tidak ada biaya transaksi.
  • Penjualan pendek diizinkan
  • Semua investor meminjamkan atau meminjam dana dengan jumlah tak terbatas pada tingkat suku bunga bebas risiko.
  • Semua investor memiliki harapan yang seragam terhadap faktor-faktor dalam membuat keputusan portofolio.
  • Semua investor mengambil keputusan investasi dari pertimbangan ekspetasi imbal hasil dan stander deviasi portofolionya.
  • Semua investor mempunya runtut waktu satu periode yang sama dimana investor memaksimalkan dananya dengan memaksimalkan harapan (utility) dalam satu periode waktu yang sama.

Untuk melihat suatu hubungan risiko dengna imbal hasilnya, CAPM melalui capital market line (CML) dan security market line (SML). CML mengambbarkan suatu keadaan pasar yang seimbang/ekuilibrium dimana berhubungan dengan ekspetasi imbal hasil dan risiko. Sedangkan SML adalah hubungan ekspetasi imbal hasil dan risiko terhadap sekuritas.

Selain CAPM terdapat model keseimbangan portofolio yakni Model Arbitrage Pricinng Theory atau APT. Berbeda dengan CAPM, APT memiliki cara lain untuk menghubungkan suatu hubungan dimana mengasumsikan bahwa imbal hasil pada aset adalah fungsi liniear dari setiap jumlah faktor makroekonomi. APT mengungkapkan bahwa suatu aset terdiri dari ekspetas iimabl hasil atas aset pada awal periode waktu dan faktor risiko selama periode tersebut.  Faktor ini terbatas dan tidak berkorelasi dengan faktor tertentu sera saling independen. Faktor-faktor tersebut seperti inflasi, perubahan kurs, dan kebijakan ekonomi.

 Untuk mengetahui gambaran umum mengenai model APT sendiri harus mengetahui konsepnya. Terdapat dua konsep yang mendasar. Konsep pertama bahwa generasi dari imbal hasil yaitu sejumlah faktor yang diasumsikan menghasilkan imbal hasil aset berisiko. Konsep kedua adalah terdapat prinsip arbitrasi. Portofolio abitrase dimana suatu protofolio dibangun tanpa modal dan diinvestasikan tanpa memiliki risiko dan dapat menghasilkan imbal hasil dengan rata-rata nol. 

Untuk menggunakan model APT terdapat tiga asumsi yakni pasar modal dalam keadaan yang kompetitif, investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih dari pada kurang pada kepastian, dan pendapatan aset dianggap mengikuti model faktornya. Maka gambaran umumnya bahwa model APT sendiri bertujuan memberikan suatu pilihan pada investor dari hasil perhitungan. Akan tetapi investor harus mampu mengindentifikasi faktor-faktor yang relevan mengenai imbal hasilnya dan mengukur sensitivitas masing-masing instrumen (saham) terhadap faktor-faktor tersebut.

 Akhirnya, dapat diketahui melalui kedua model keseimbangan portofolio tersebut kembali pada mengapa portofolio diperkenalkan. Model bertujuang untuk memberikan kemudahan pada investor untuk memperhitungan prediksi dari imbal hasil yang diharapkan. Akan tetapi dari kedua model tersebut, APT sendiri memiliki tingkat keakuratan lebih dibandingkan CAPM. 

Keakuratan tersebut atas dasar asumsi yang digunakan, CAPM memiliki asumsi yang tidak sesuai dengan kondisi nyata yang ada seperti tidak terjadi inflasi dan pasar dalam kondisi seimbang. Asumsi ini membingungkan para investor untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menghitung. Jika pun bisa maka keakurtannya tidak akan sama dengan kenyataan sebab di kondisi nyata banyak faktor yang mempengaruhi sebuah imbal hasil yang bisa disebut risiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun