Mohon tunggu...
Irsyad Nashirul Haq
Irsyad Nashirul Haq Mohon Tunggu... -

Irsyad.Nashirul.Haq Penggiat energi baru dan terbarukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertemuan Klaster Konservasi Energi ITB

22 Maret 2011   07:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan Lokakarya Konservasi Energi pada 25 Februari lalu di Ruang Rapim A Gedung Direktorat ITB. Lokakarya ini dilakukan untuk menentukan arah penelitian dan program-program kebijakan di bidang energi sesuai dengan klaster-klaster dalam usaha jasa penunjang konservasi energi. Klaster tersebut terdiri dari sumber daya, penyediaan hulu, penyediaan hilir dan pemanfaatan.

Lokakarya Konservasi Energi dibuka oleh Sekretaris LPPM ITB Bidang Penelitian Ismunandar. Ia dihadiri oleh Direktur Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maryam Ayumi, dan sejumlah dosen ITB seperti Yuli Setyo Indartono, Surjamanto Wonorahardjo dan sebagainya.

Dalam materi presentasinya, Program Konservasi Energi, Ayumi menjelaskan beberapa kegiatan yang sedang dikerjakan oleh EBTKE. Salah satunya adalah pilot project konservasi energi yang dikembangkan bersama Denmark.

Indartono dari Kelompok Keahlian Konservasi Energi, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, menandaskan skema Visi 25/25 Direktorat EBTKE. Skema tersebut menunjukkan bahwa target konservasi energi sebesar 37 persen dari penggunaan energi nasional. “Target ini sangat besar jika dibandingkan target penggunaan energi baru terbarukan yang sebesar 25 persen,” katanya.

“Konservasi energi harus dimulai dari luar bangunan baru ke dalam bangunan,” kata Wonorahardjo dari Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB. Dengan kata lain, konservasi energi dilakukan dari lingkungan. Ia dapat diperoleh ketika rancangan bangunan dilakukan dengan optimalisasi sistem pembayangan matahari dan penggunaan insulasi di sisi-sisi gedung. Konservasi energi dapat pula dilakukan jika gedung-gedung dirancang tidak sama tinggi. Wonorahardjo mengusulkan bahwa, “Sektor rumah tangga dan bangunan harus menggunakan konsep passive design. Bila ingin active design, maka harus menerapkan manajemen energi.”

Lokakarya Konservasi Energi merupakan tindak lanjut dari pertemuan ITB dengan Direktorat EBTKE Kementerian ESDM pada 7 Januari 2010. Ia juga menjadi perpanjangan dari Lokakarya Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang dilaksanakan LPPM ITB pada 21 Januari lalu.

Sumber : Majalah Energi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun