Mohon tunggu...
Muhammad Irsyaad Fadhlurrahman
Muhammad Irsyaad Fadhlurrahman Mohon Tunggu... Editor - Ucapan akan hilang, tulisan akan abadi

Seorang mahasiswa yang berminat pada karya tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Disintegrasi Bangsa dan Pengaruh Teknologi di Indonesia

18 September 2019   23:58 Diperbarui: 19 September 2019   00:01 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, serta kaya akan sumber daya alam organiknya karena posisinya tepat digaris khatulistiwa. Bukan hanya kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga memiliki kekayaan dan keberagaman suku, budaya, ras dan agama dan juga bahasa daerahnya. Jumlah suku di Indonesia adalah 1.340, 742 bahasa daerah dan ada enam agama di Indonesia yaitu Islam, khatolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Walaupun banyak warna dan corak yang  mewarnai kehidupan berbangsa dan negara, mereka diikat oleh Bhineka Tunggal Ika "Berbeda-beda tetapi tetap satu", yang mana ini merupakan pengikat keutuhan negara Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa. Namun, dengan pesatnya perkembangan zaman, kini nilai-nilai kebangsaan mulai tergerus yang ditandai oleh disintegrasi bangsa.
   
Pesatnya perkembangan teknologi di masyarakat Indonesia merupakan pengaruh besar dalam kehidupan berbangsa. Saat ini teknologi menguasai bangsa Indonesia, yang mana seharusnya bangsa Indonesialah yang menguasai teknologi. Masyarakat cenderung bersikap apatis dengan munculnya perkembangan teknologi dan juga lunturnya nilai-nilai kebangsaan di generasi muda.

Dalam sisi positifnya, teknologi memiliki banyak manfaatnya terutama dalam urusan pekerjaan yang membutuhkan tingkat keefektifan dan tingkat keefisienan. Namun, jika teknologi disalahgunakan akan berdampak buruk bagi Indonesia dimasa depan seperti, pengaruh smartphone bagi generasi-generasi muda saat ini yang menimbulkan sifat-sifat yang cenderung individualis, masuknya budaya barat yang bertentangan tanpa adanya filterisasi terlebih dahulu melalui media masa. Hal inilah yang menjadi disintegrasi kebangsaan menjadi nyata.
   
Indonesia adalah negara yang besar dengan sumber daya alam yang melimpah, seharusnya Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara maju. Namun, dengan ketidakseimbangan antara sumber daya alam dan sumber daya manusia membuat kesenjangan dalam pengolahan sumber daya alam di Indonesia, bahkan banyak saat ini sumber daya alam di Indonesia diolah dan dikuasai asing contohnya seperti industri perkebunan kelapa sawit sebagian dikuasai oleh Malaysia, dan pertambangan yang dikuasai Amerika Serikat dengan anak perusahaannya yaitu PT. Freepot Indonesia.

Indonesia dapat dikatakan berkembang dalam hal perekonomian, untuk itu Indonesia seharusnya bisa mengambil alih bidang-bidang penunjang perekonomian yang dikuasai oleh asing tersebut. Namun, untuk sumber daya manusia Indonesia, "belum" cukup ahli dalam mengolah sumber daya alam Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya menggalakan sektor pendidikan untuk tunas bangsa, sehingga dimasa depan nanti Indonesia dapat memetik kejayaan yang sudah lama diimpikan.
 
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, untuk itu spirit kebangsaan perlu menjadi landasan dalam bernegara. Pembangunan sosial juga menjadi tolak ukur untuk mencapai tujuan Indonesia, terutama sektor pendidikan yang masih kurang dalam menghasilkan sumber daya manusia terbaik yang dapat mengolah sumber daya alam Indonesia sendiri kelak. Nilai-nilai kebangsaan yang semakin berkurang patut diperbaiki oleh peran pemerintah sebagai pelaksana, agar terciptanya masyarakat yang memiliki sifat keindonesiaan.

Muhammad Irsyaad Fadhlurrahman

Mahasiswa Hubungan Internasional,
 UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun