Mohon tunggu...
Irpan Supu
Irpan Supu Mohon Tunggu... Administrasi - warga negara taat bayar pajak juga bayar listrik

cinta sejati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Qodari yang Saya Kenal

24 Juni 2021   09:10 Diperbarui: 24 Juni 2021   09:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

jelang pemilihan presiden pertama tahun 2004 sekitar 17 tahun yang lalu, itulah pertama kali saya berjumpa dengan Mohammad Qodari di kota palu sulawesi tengah, kala itu satu satunya lembaga survei adalah Lembaga Survei indonesia (LSI) yang Qodari  berada didalamnya.  

Qodari hadir sebagai narasumber dalam suatu dialog politik yang didesain untuk mengendors salah satu calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). sambil menunggu peserta dialog datang Qodari telah ada diruangan sedari awal sambil mengutak atik Laptop yang dibawanya, saya yang kala mengenal wajahnya di Televisi langsung menyapanya.

Teman teman lain yang melihat pembicaraan kami langsung ikut nimbrung hingga terjadilah diskusi kecil kecilan kami sekitar 30 menit sampai ketika acara dimulai, lalu ia berujar : sebentar kita sambung lagi ya: akhirnya sesudah acara dialog selesai saya pun menunggunya lalu mengajak untuk diskusi, atau setidak tidaknya mengorek  info serta wacana aktual dijakarta dalam perspektif pengamat seperti dirinya.

dalam perkenalan singkat itu Qodari mengaku bahwa ia juga hijau hitam (warna yang identik dengan HMI) walaupun dengan bercanda Qodari bilang  hijaunya tak kental juga hitamnya tak terlalu hitam. penyataan ini dimaklumi sebagai penanda identitasnya dan latar belakang organisasinya.

kesan saya dalam dialog singkat itu Qodari adalah seorang peneliti yang idealis bicaranya terukur apa adanya dan selalu menggunakan data dalam setiap argumentasinya. sesudah pertemuan malam itu saya dan kita semua tahu bersama qodari makin moncer sebagai seorang pengamat juga peneliti politik yang wajahnya wara wiri di media.

setelah sukses dengan LSI Qodari mendirikan lembaga survei IndoBarometer bersamaan dengan bermunculannya beberapa lembaga survei lainnya untuk menangkap peluang ekonomi politik pada ajang pemilihan kepala daerah yang dimulai sejak tahun 2005. lembaga lembaga survei ini diketahui publik  bukan hanya sebagai alat bantu untuk menilai peluang keterpilihan (elektabilitas) seorang calon tapi juga  menjadi tink tank bagi para calon untuk menyusun berbagai rencana dan citra diri calon.

disinilah letak keberpihakan para peneliti politik serta lembaga survei politik dan Qodari ada didalamnya.  tapi itu dapat dimengerti, juga dimaklumi sebagai bagian dari efek market ekonomi politik dari sebuah siklus sistem demokrasi yang menggunakan mekanisme pemilihan langsung. walaupun demikian sampai pada titik keberpihakan para peneliti tetap menggunakan angka angka statistik sebagai rujukan dalam setiap kesimpulan akhir, misalnya saat calon yang di endornya kalah para peneliti tak dapat membohongi publik ataupun calonnya melalui manupilasi data atau cara apapun itu. begitu pula saat calon yang diendors oleh para peneliti dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh penyelenggara atau ditetapkan sebagai tersangka  atau terdakwa oleh aparat penegak hukum  Qodari dan kawan kawan peneliti tak pernah mau mengurusi ranah itu karena memang mereka didesain dan fokus pada survei.

Qodari Hari ini

tapi semua penalaran dan asumsi terhadap Qodari itu berubah sejak bulan februari 2021 saat ia mewacanakan Presiden Jokowi Tiga periode lalu menduatkan  Jokowi Prabowo pada bulan juni ini serta deklarasi Sekretariat nasional Pro Jokowi. Qodari bukan sekedar merubah dirinya dari peneliti ke Tim pemenangan tapi juga  menjadi semacam umpan dan martir bagi wacana amandemen konstitusi yang berujung pada kegaduhan politik ditahun 2001 sampai tahun 2002.

Qodari rela reputasi yang dibangunnya belasan tahun sebagai peneliti politik dan nama baik lembaga Indo Barometer hancur berkeping demi sebuah wacana yang melanggar konstitusi. pertanyaan kemudian ada apa dengan Qodari?? 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun