Mohon tunggu...
Irna Djajadiningrat
Irna Djajadiningrat Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Literasi

Sejatinya semua penghuni jagat raya memiliki derajat yang sama. Yang membedakan hanya budi baik atau buruk hati. https://bumiseniorcicibey.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Peringatan Dini" OTT dan Bahasa

19 November 2021   14:45 Diperbarui: 20 November 2021   13:46 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KPK. (TOTO SIHONO/KOMPAS)

Tetapi narasi yang dibangun justru membuat komunikan “gagal paham”.  Kerangka berpikir sebenarnya merupakan konstruksi pikiran manusia yang dibangun atas dasar pengalaman, tafsir atau persepsi komunikator. 

Kerangka atau pola pikir menghasilkan pilihan kata  (diksi), susunan kalimat, dan unsur suprasegmental yang menyertai komunikasi verbal.

Hal lain yang mengakibatkan gagalnya pesan sampai kepada komunikan yaitu etika berbahasa. 

Etika berbahasa berkaitan erat dengan pemilihan kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam satu masyarakat. Selanjutnya hal itu akan membentuk struktur kognitif para individu pemakai bahasa tersebut.

Karena bahasa adalah sarana komunikasi yang bersifat simbolik, maka informasi dari komunikator ke komunikan tidak bisa dipindahkan begitu saja. Komunikan harus melakukan tafsiran terhadap simbol bahasa itu. Di posisi inilah kerap terjadi salah tafsir atau gagal memahami. 

Untuk menghindari kegagalan komunikasi baik verbal maupun non-verbal, ada baiknya para pejabat meminta bantuan  para staf ahli untuk menyiapkan "naskah" yang akan disampaikan. 

Atau, menyampaikan “pesan” dan gagasan yang ada di benak untuk dituangkan dalam bentuk narasi kepada staf ahli  dan juru bahasanya, yang mungkin lebih memahami  isi  hati pejabat bersangkutan , dan selanjutnya dibuatkan naskah yang baik agar para komunikan tidak gagal paham.

Maka tidak akan ada lagi “bilangnya begini, maksudnya begitu”, begitu menurut judul buku Sapardi Djoko Damono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun