Mohon tunggu...
Irnani Nurbaya
Irnani Nurbaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi Agama

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Grebeg Besar di Kabupaten Demak

17 Januari 2021   10:02 Diperbarui: 17 Januari 2021   10:11 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demak merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Sejarah mencatat bahwa Kabupaten Demak tidak terlepas dari perjuangan para wali dalam kegiatan penyebaran agama Islam. Hal ini membuat masyarakat Demak sangat membanggakan dirinya menjadi warga kota Wali. Sehingga tidak mengherankan bila kemudian ada beragam ritual yang selalu dinantikan. Grebeg Besar menjadi salah satu ritual yang diselenggarakan dan dinantikan untuk diikuti masyarakat Demak sendiri maupun dari luar kota.

Tradisi Grebeg Besar yang diadakan setahun sekali ini merupakan wujud rasa syukur terhadap perjuangan para wali yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di Demak. Dahulu para wali menyelenggarakan Grebeg Besar sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam. Karena sebelumnya dakwah yang dilakukan peminatnya masih sangat sedikit. Kemudian para wali bermusyawarah dan sepakat untuk memanfaatkan unsur-unsur kebudayaan rakyat sebagai sarana dakwah. Sehingga akhirnya banyak masyarakat yang terpikat dengan adanya perayaan dan keramaian dalam upacara keagamaan ini.

Upacara keagamaan ini diawali dengan pisowanan Bupati Demak ke Kasepuhan Kadilangu, dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sultan Fatah dan Sunan Kalijaga. Hal menarik dari rangkaian acara Grebeg Besar ini adalah adanya tumpengan di serambi depan Masjid Agung Demak pada malam 9 Dzulhijjah. Tumpeng tersebut berbentuk gunugan dan berjumlah sembilan yang masing-masing lengkap dengan lauk pauknya mencerminkan kebesaran dan jumlah wali yang sembilan orang. Tumpeng itu sebelumnya diarak dari pendopo kabupaten Demak yang diiringi oleh Kesultanan Demak Bintoro tempo dulu ke Masjid Agung Demak dan nantinya akan diperebutkan oleh pengunjung yang sudah menunggu di masjid.

Setelah acara resmi berupa selametan yang dihadiri oleh para pejabat dan sesepuh masyarakat setempat, tumpeng sembilan itu diperebutkan pengunjung. Para pengunjung tersebut mempunyai kepercayaan dengan memperoleh bagian tumpeng tersebut, hidupnya akan dekat dengan rezeki yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Bahkan menurut mereka potongan-potongan bambu yang dipakai untuk membuat welat atau ancakan mempunyai keampuhan. Seperti dapat digunakan sebagai penangkal serangan hama di sawah. Acara puncak dari tradisi ini ialah penjamasan pusaka Kutang Ontokusuma dan keris Kyai Carubuk. Pensucian pusaka Sunan Kalijaga menjadi lambang bahwa ajaran yang telah diberikan kepada murid-muridnya maupun anak cucunya, jangan sampai terlupakan dan harus tetap di lestarikan, ditaati serta diamalkan dalam kehidupan.  

Selain itu, yang mengundang perhatian dari para pengunjung Grebeg Besar adalah arak-arakan dari pendopo kabupaten menuju makam Kadilangu yang dilakukan setelah salat Idul Adha dan khutbah pada 10 Dzulhijjah. Sebelum pemberangkatan minyak jamas, diawali dengan penabuhan gamelang hingga nampak meriah. Para tamu yang semuanya yang berbusana kejawen dihibur dengan tari-tarian budaya Jawa. Sehingga tidak mengherankan jika sepanjang jalan yang dilalui kirab itu, dipenuhi puluhan ribu orang yang tidak ingin ketinggalan momen tersebut. Karena pada momen itulah, masyarakat dapat melihat bupati dan penggawa kabupaten mengenakan busana Jawa ala kraton tempo dulu. Selain ritual-ritual yang dilakukan, Grebeg Besar juga memiliki acara keramaian berupa pasar rakyat.    

Pada zaman dahulu acara keramaian Grebeg Besar dibuka setelah ritual acara selesai. Namun saat ini acara keramaian Grebeg Besar dibuka terlebih dahulu, baru kemudian ritual-ritual acara dilaksanakan. Setelah pembukaan secara resmi dilakukan oleh pemerintahan, maka dimulailah semua kegiatan keramaian seantero Demak Kota, biasanya berpusat di lapangan Tembiring.  

Bagi pemerintah Kabupaten Demak kegiatan Grebeg Besar ini memiliki arti penting, karena menjadi salah satu sumber pendapatan melalui biaya sewa biaya sewa kapling-kapling tanah yang disewakan selama perayaan Grebeg. Ditambah lagi pemasukan dari penjualan tiket masuk ke area keramaian Grebeg Besar. Sementara bagi warga kegiatan ini menjadi kesempatan untuk memperoleh tambahan pendapatan dengan terlibat dalam kegiatan, seperti mempromosikan aneka hasil kerajinan, pertanian serta indstri kecil lainnya.

Dengan demikian, Grebeg Besar memiliki arti penting bagi Kabupaten Demak. Sehingga perlu adanya inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan kualitas dari tradisi ini. Perubahan-perubahan untuk perbaikan perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan Kabupaten Demak. Serta memerlukan daya tarik agar mampu memikat orang untuk berkunjung dan membangkitkan kebanggaan pada setiap warganya.       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun