Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Yuk, Jalan-Jalan Sore di Desa Penglipuran

1 Juli 2022   14:42 Diperbarui: 3 Juli 2022   15:00 2101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angkul-angkul di setiap rumah penduduk memiliki pesona tersendiri di desa ini (Dokumentasi pribadi)

Setelah puas berkeliling Pura Besakih ditemani guide yang super ramah, saya dan suami bergegas meninggalkan area pura menuju destinasi terakhir di kami hari itu. Dan karena saya termasuk turis yang menyukai keindahan dan keunikan budaya setempat, tentu tempat ini menjadi destinasi yang saya highlight saat menyusun itinerary. Yap, apa lagi kalau bukan Desa Wisata Penglipuran.

Jadi sebenarnya waktu itu harap-harap cemas juga. Khawatir tidak sempat sampai di Penglipuran tepat waktu karena waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore sementara loket penjualan tiket masuk ditutup pukul lima.

Perjalanan dari Pura Besakih menuju Desa Penglipuran yang berlokasi di Kabupaten Bangli memakan waktu sekitar satu jam, sementara saat itu hujan sudah turun. Tapi karena saya sudah terlanjur penasaran, jadi ya dicoba saja dulu.

Puji Tuhan, semesta masih mengizinkan keinginan kami terwujud. Kami sampai di Penglipuran pukul 16.45. Lima belas menit lagi loket tutup! Tapi ternyata selain kami, masih ada beberapa mobil yang baru saja tiba di lokasi. Meski saat itu masih gerimis tipis-tipis, tidak menyurutkan para pengunjung (termasuk kami) untuk menikmati jalan-jalan sore di Desa Penglipuran nan cantik ini.

Fun Facts tentang Penglipuran

Prestasi Desa Penglipuran yang dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia bersama Giethoorn di Belanda dan Mawlynnong di India, tentunya sudah terdengar di seantero wisatawan Indonesia bahkan internasional. Oleh sebab itu, saya pun ingin menyaksikannya sendiri secara langsung. Memangnya sebersih apa sih desanya? Eh ternyata memang gak kalah dengan Giethoorn!

Saat saya turun dari kendaraan, suasana desa yang asri langsung terasa. Area parkirnya bersih, tiada sampah sedikitpun yang tertangkap oleh mata. Kalau di area parkirnya saja sudah sebersih ini, bagaimana di dalam? Selain itu, pintu masuknya juga sangat go green. Pohon-pohon Kamboja ditanam dengan penataan yang apik. Pengunjungpun hanya dikenakan biaya sebesar 25,000 rupiah untuk memasuki area desa.

1. Tri Mandala sebagai konsep tata ruang desa

Meskipun saat ini sudah zaman modern, sungguh salut bahwa Desa Penglipuran masih konsisten mempertahankan tradisi leluhurnya. Salah satunya dengan mengadopsi konsep Tri Mandala pada tata ruang desa.

Konsep tata ruang ini membagi lahan desa menjadi tiga zona berdasarkan kesuciannya. Secara urut mulai dari Zona Utama Mandala di utara sebagai tempat yang paling suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun