Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Mahasiswa Farmasi Perlu Mempelajari Distribusi Obat?

25 Oktober 2021   08:00 Diperbarui: 15 April 2022   21:20 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu ketika saya baru saja memasuki dunia perkuliahan farmasi, saya masih belum memiliki bayangan yang jelas mengenai prospek lapangan pekerjaan seorang farmasis atau apoteker. Pokoknya yang saya tahu, saya bakal jadi tukang obat. Atau jika memungkinkan, saya bisa jadi pengusaha yang punya apotek sendiri.

Tapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa lapangan kerja seorang apoteker itu tidak sesempit daun kelor. Nyatanya lapangan kerja untuk farmasis seluas Samudera Pasifik (oke, ini lebay sih), tergantung minat atau panggilan kita di bidang apa.

Nah, secara umum seorang apoteker dapat mengamalkan sumpah profesinya dalam bidang pelayanan, industri, maupun akademik/pendidikan.

Bidang pelayanan, misalnya, di fasilitas pelayanan kesehatan seperti apotek, klinik, dan rumah sakit, yang sering dikenal juga dengan istilah Farmasi Komunitas. Atau bisa juga sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di tingkat kementerian atau lembaga negara non-kementerian.

Selain bidang pelayanan, ada juga bidang industri atau produksi. Lingkup komoditinya bisa obat kimia (ethical), obat bahan alam (obat tradisional) dan suplemen kesehatan, kosmetik, alat kesehatan, atau pangan olahan. 

Area apoteker dalam bidang industri ini contohnya produksi, Pengawasan Mutu (Quality Control), dan Pemastian Mutu (Quality Assurance). Atau kalau tidak berminat di area teknis, menjadi seorang sales/marketing atau seorang regulatory pun bisa.

Dan jika memiliki minat dalam bidang akademik, seorang apoteker juga dapat berkontribusi sebagai tenaga pendidik seperti guru, dosen, atau peneliti.

Nah sebagai bekal untuk terjun dalam ketiga bidang tersebut di atas, seorang mahasiswa dalam program perkuliahan profesi apoteker, akan mengikuti perkuliahan secara teori maupun program Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). 

Melalui PKPA, mahasiswa akan terjun langsung dalam dunia kerja. Dengan demikian, diharapkan para lulusan apoteker yang baru bisa langsung menyesuaikan diri dalam menerapkan ilmunya di lapangan.

Mengapa Mahasiswa Farmasi Harus Belajar Distribusi Obat dan Bahan Obat?

Pada umumnya, saat ini kurikulum perkuliahan profesi apoteker mencakup farmasi klinis dan komunitas (ilmu kefarmasian yang menitikberatkan pada pelayanan farmasi di apotek, puskesmas, dan rumah sakit), farmasi industri (ilmu kefarmasian yang menitikberatkan pada produksi obat), bisnis dan manajemen farmasi, juga hukum dan kode etik profesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun