Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Vitamin D dan Imunitas di Masa Pandemi Covid-19

1 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 1 Agustus 2021   17:09 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapsul Vitamin D (Sumber: Michelle Blackwell via unsplash.com)

Seperti yang sudah disinggung tadi, produk suplemen Vitamin D belakangan ini menjadi produk yang paling banyak dicari semasa pandemi Covid-19. Bahkan sempat sulit dicari di beberapa daerah dan harganya pun sempat naik tidak wajar. Sebenarnya bagaimana sih hubungannya Vitamin D dengan kekebalan tubuh?

Selain perannya pada kesehatan tulang, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Vitamin D juga memiliki peran dalam imunitas (kekebalan tubuh), yakni:

1. Meningkatkan Imunitas Alami (Innate Immunity) dan menurunkan risiko infeksi saluran pernafasan akut dengan cara merangsang produksi protein anti-mikroba, yang akan menghambat aktivitas mikroba (bakteri/virus).

Dengan demikian, seperti yang dinyatakan dalam sejumlah jurnal penelitian belakangan ini, defisiensi Vitamin D atau rendahnya kadar Vitamin D diasosiasikan dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernafasaan akut atau infeksi virus SARS-Cov 2 (Covid-19) yang umumnya menyerang saluran pernafasan.

2. Mengurangi risiko terjadinya badai sitokin dengan menghambat aktivasi Sel T, yang merupakan salah satu sel yang berperan dalam sistem Kekebalan Adaptif (Adaptive Immunity), sehingga menurunkan sekresi (pengeluaran) Sitokin Pro-inflamasi yang berlebihan.

Produksi Sitokin Pro-Inflamasi yang berlebihan ini muncul sebagai bentuk reaksi akibat serangan virus (yang sudah bereplikasi) secara besar-besaran terhadap sel-sel tubuh. 

Kondisi inilah yang dikenal dengan Badai Sitokin (Cytokine Storm), yang justru dapat menimbulkan reaksi peradangan yang berlebihan (hiperinflamasi), hingga kegagalan organ.

Untuk mencapai level Vitamin D yang adekuat (sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu), kini orang banyak yang mengkonsumsi suplemen Vitamin D. 

Baru-baru ini, BPOM bahkan sudah mengizinkan produk mengandung Vitamin D dosis tunggal 1000IU didaftarkan sebagai Suplemen Kesehatan, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan Vitamin D masyarakat.

Oleh sebab itu jika kita ingin agar Vitamin D mencapai level tertentu dalam tubuh, ada baiknya kita jangan sembarangan minum suplemen vitamin D dosis tinggi seperti 5,000IU bahkan 10,000IU. 

Sangat disarankan untuk berkonsultasi ke dokter lebih dulu supaya pengaturan dosis suplementasinya lebih tepat dan tidak terjadi intoksikasi (keracunan) akibat kadar yang berlebihan, hiperkalsemia (penumpukkan kalsium pada tubuh) sehingga menyebabkan gangguan pada ginjal yang selanjutnya akan menimbulkan penumpukkan kalsium pada urin (hiperkalsiuria).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun