"Pokoknya kamu harus bisa masuk universitas negeri biar gampang daftar CPNS. Lihat saudara-saudara kamu sukses semua".
"Aku tuh capek kerja di luar. Masa rumah gak ada rapi-rapinya dari semalam. Emang kamu ngapain aja di rumah?"
"Kamu ini gimana sih, kok sering banget terlambat ke kantor. Harusnya kamu hire baby sitter dong. Jadi kerjaan kamu gak terbengkalai kayak gini."
Omongan-omongan semacam ini pasti pernah didengar. Awalnya mungkin cuek-cuek saja. Tapi jika seorang wanita terus-menerus mendengar hal-hal ini, ia bisa benar-benar berpikir bahwa apa yang dilakukannya tidak pernah benar di mata orang lain sekeras apapun ia berusaha.Â
Ujung-ujungnya ia akan menyalahkan keadaan dan diri sendiri. Mulai menyalahkan diri sendiri pada setiap hal, bisa menjadi sinyal awal bahwa kesehatan mental terganggu.
3. Kondisi Ekonomi yang Tidak Mendukung
Bukan bermaksud matrealistis loh ya, tapi seorang wanita pada dasarnya membutuhkan kondisi finansial yang terjamin. Entah itu dihasilkan oleh dirinya sendiri, maupun nafkah dari suaminya.
Kondisi ekonomi yang tidak mendukung akan membuat wanita harus melakukan berbagai cara dan memutar otak bagaimana untuk bertahan hidup. Belum lagi kalau banyak hutang. Lambat laun wanita akan merasa kelelahan baik fisik maupun mental.
4. Kondisi Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik yang tidak mendukung juga bisa mempengaruhi kesehatan mental seorang wanita. Misal suatu waktu ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan kondisi fisiknya tidak bisa kembali normal seperti sebelumnya. Tentu ada perasaan sedih, down, malu, tidak berguna dan sebagainya.
Contoh lain, seorang wanita yang mengalami sindrom post-partum atau dikenal dengan baby blues, yang biasanya dipengaruhi ketidakstabilan hormon. Jika tidak memperoleh pendampingan dan dukungan yang cukup, rasa depresi bisa merugikan dirinya dan bayinya.
Oh ya perlu diingat, rasa depresi juga bisa timbul selama wanita mengalami kehamilan. Oleh sebab itu jangan anggap enteng kondisi emosi wanita selama dan sesudah melahirkan ya.
5. Kekerasan Fisik dan Seksual
Nah kalau ini sih sudah jelas ya. Kekerasan fisik dan seksual sudah pasti menimbulkan trauma tersendiri pada wanita. Hanya saja setiap wanita berbeda-beda dalam menyikapinya. Ada yang berani melawan dan bangkit, tapi ada juga yang terpuruk mengalami trauma dan berkembang menjadi depresi.