Pembaca sekalian mungkin ada yang sudah pernah nonton film Kim Ji Yeong, Born 1982? Penggemar drama atau film Korea pastinya tidak asing dengan film ini. Bagaimana pendapat kalian?
Jika ada suatu film yang diadaptasi dari buku, biasanya saya membaca bukunya lebih dulu, baru menonton filmnya. Tapi kali ini terbalik. Meski saya sudah membeli bukunya karena pengaruh popularitas buku tersebut, saya memilih untuk menonton filmnya lebih dulu.
Jujur, saya pribadi berpendapat bahwa film yang diangkat dari novel yang ditulis Cho Nam Joo ini, terasa sangat realistis.Â
Awalnya saya pikir ini tentang problematika kebebasan wanita seperti biasanya. Tapi saya betul-betul terperangah saat muncul adegan Kim Ji Yeong yang berbicara dengan ibunya sambil menangis, dan menyadari bahwa saat itu Kim Ji Yeong bukanlah Kim Ji Yeong. Bingung ya? Mending kalian sendiri baca bukunya atau nonton filmnya.
Intinya, apa yang dialami Kim Ji Yeong pada akhirnya membuat kesehatan mentalnya terganggu dan menderita Dissociative Identity Disorder (DID) atau gangguan identitas disosiatif. Ya, berkepribadian ganda!
Saya melihat bahwa apa yang dialami Kim Ji Yeong ini sangat relate dengan kehidupan sebagian wanita belakangan ini. Saya atau pembaca sekalian atau para wanita lain di luar sana, bisa saja mengalami hal yang sama.
Nah, mumpung masih dalam suasana Hari Kartini, kali ini saya ingin berbagi pemikiran saya mengenai kesehatan mental wanita. Sudah banyak pembicaraan mengenai emasipasi wanita, tapi rasa-rasanya belum banyak yang menaruh perhatian pada kesehatan mental seorang wanita.Â
Nyatanya hal-hal yang sederhana dan tampak wajar pun, bisa mempengaruhi kesehatan mental seorang wanita. Contohnya ya seperti kisah Kim Ji Yeong tadi. Padahal setiap wanita berhak menyuarakan dan mengutamakan kesehatan mentalnya.
Menurut WHO, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Dan menurut beberapa sumber yang saya baca, wanita lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental hingga depresi dibandingkan pria.Â
Memang penyebab pastinya belum jelas, tapi selain faktor-faktor eksternal, saya meyakini bahwa faktor internal seperti fluktuasi hormonal juga berpengaruh. You know what I mean ya? Dalam menghadapi situasi tertentu, wanita lebih sering menggunakan emosinya.