Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Finally, It's Officially Published!

4 Agustus 2021   13:05 Diperbarui: 4 Agustus 2021   13:09 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku (Dokumentasi pribadi)

Menembus Tembok Penerbit

Dalam proses penulisan naskah, jujur saya tidak menemui kendala yang berarti. Mungkin karena saya sudah pernah mengalaminya, sehingga jadi lebih mudah mengembangkan outline yang sudah saya susun sebelumnya. Di samping itu, saya juga mencari beberapa referensi untuk memperkaya isi tulisan.

Sambil menulis naskah, saya juga sudah mulai mencari-cari informasi bagaimana cara untuk mengajukan naskah ke penerbit, karena setiap penerbit pasti memiliki ketentuan seperti, topik apa yang mereka utamakan, format naskah seperti apa yang mereka jadikan standar, berapa lembar naskah yang mereka inginkan, dan lain sebagainya. Memang ada beberapa jenis dan kelas penerbit yang bisa kita pilih sesuai keinginan kita. Mulai dari Penerbit Mayor, Penerbit Indie, Vanity Publisher, hingga Self Publishing.

Saya tidak akan menjelaskan secara detail perbedaan masing-masing penerbit karena pembaca bisa googling sendiri. Namun pastinya saya berharap bisa menembus tembok penerbit mayor untuk menerbitkan naskah saya, karena penerbit mayor biasanya memiliki jangkauan pemasaran yang lebih luas. Penulis juga tidak perlu pusing memikirkan final editing, desain sampul, proses pencetakkan, hingga pemasaran. Pokoknya penulis tinggal menerima royalti hasil penjualan buku, meski boleh dibilang jumlahnya pun sebenarnya tidak besar. Tapi meskipun pemasaran dilakukan oleh penerbit, penulis juga tetap harus melakukan promosi supaya publik notice. Apalagi kalau si penulis merupakan pemain baru. Kayak saya ini..

Saya tahu bahwa menembus penerbit mayor bukanlah suatu proses yang mudah. Mereka pasti memiliki kriteria atau tahapan yang panjang dan ketat dalam menyeleksi sekian banyak naskah yang masuk. Oleh sebab itu, kita juga harus betul-betul memperhatikan syarat pengiriman naskah dari masing-masing penerbit. Jadi tidak heran kalau feedback dari mereka juga cukup lama.

Setelah saya menyeleksi beberapa penerbit yang kira-kira sesuai dengan naskah yang sedang saya tulis, saya mulai mempersiapkan beberapa format naskah sesuai ketentuan mereka. Begitu naskah selesai, saya mulai dengan mengirim naskah ke tiga penerbit mayor. Untungnya saat ini semakin mudah mengirimkan naskah ke penerbit. Tidak harus selalu berbentuk hardcopy yang membutuhkan banyak kertas dan tinta, cukup via email.

Namun setelah berbulan-bulan sejak pengiriman naskah, tak kunjung ada kabar dari penerbit. Padahal saya juga melakukan follow up ke penerbit-penerbit tersebut. Akhirnya saya menyimpulkan bahwa naskah saya tidak lolos. Sedihnya…

Tapi saya tidak menyerah. Kalau saya tidak bisa menembus penerbit mayor, saya akan mencari penerbit lainnya.

Tak disangka beberapa waktu kemudian, saya mendengar bahwa salah satu jaringan penerbit mayor meluncurkan website khusus yang bisa digunakan penulis untuk mengirimkan naskahnya, sekaligus bisa memantau status dan perkembangan naskah yang sudah mereka kirim.

Di website tersebut, penulis diperbolehkan untuk memilih tiga prioritas penerbit yang dituju. Jadi, kalau naskahmu ditolak oleh penerbit prioritas pertama, naskahmu akan dioper ke penerbit berikutnya sesuai prioritas yang dipilih.

Beruntungnya saya, salah satu dari ketiga penerbit yang saya prioritaskan menanggapi dan setuju untuk menerbitkan naskah saya yang berjudul "What You Need to Know for Being Pharmacy Student". Yeay!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun