Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Neerja", Kisah Heroik Pramugari India

29 Agustus 2019   19:37 Diperbarui: 29 Agustus 2019   19:46 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: themoviedb.org

Sebagian orang ada yang suka naik pesawat, tapi ada juga yang takut naik pesawat (aviophobia). Beberapa alasan mengapa mereka takut naik pesawat misalnya karena takut dengan ruang sempit/tertutup (claustrophobia), takut ketinggian (acrophobia), takut mengalami turbulensi, kecelakaan, hingga pembajakan. Yap, pembajakan pesawat macam di film-film itu.

Kisah tentang pembajakan pesawat memang selalu menarik untuk disimak, karena biasanya memiliki kisah yang dramatis sekaligus mencekam. Maka tidak heran ada banyak film yang membahas tentang pembajakan pesawat (baik fiksi maupun kisah nyata). Contoh Air Force One (1994), Con Air (1997), Flight Plan (2005), hinga 7 Days in Entebbe (2018).

Minggu lalu saya nonton film tentang seorang mata-mata wanita dari India. Kali ini pun, film yang saya tonton masih seputar film India. Kebetulan juga tentang pembajakan pesawat komersil dan tentunya based on the true story!

Sesuai dengan judulnya, film yang dirilis tahun 2016 ini menceritakan tentang kisah heroik Neerja Bhanot (diperankan oleh Sonam Kapoor). Neerja adalah seorang pramugari cantik berusia 22 tahun yang bekerja di maskapai Pan Am. Sebelum menjadi pramugari, Neerja adalah seorang model yang cukup terkenal dan dalam film tersebut diceritakan bahwa ia pernah mengalami kegagalan pernikahan akibat kekerasan dari suaminya.

Dalam film diceritakan bahwa Neerja senang mengutip "Hal terpenting dalam hidup bukanlah tentang lamanya, melainkan seberapa luar biasanya hidup". Tak disangka, hal itu benar-benar terjadi padanya.

Sinopsis

Kisah heroik Neerja diawali dengan setting pagi-pagi buta dimana Neerja bersiap-siap untuk berangkat ke bandar udara internasional Sahar, Mumbai. Hari itu tanggal 5 September 1986, dua hari sebelum hari ulang tahunnya yang ke 23, adalah hari pertama Neerja bertugas sebagai kepala pramugari.

Pesawat Boeing 747 dengan nomor penerbangan 73, membawa 360 penumpang dari Mumbai menuju New York dengan dua kali transit yakni Karachi (Pakistan) dan Frankfurt (Jerman).

Penerbangan selama kurang lebih 1 jam dari Mumbai menuju Pakistan berjalan dengan mulus dan lancar. Namun tak disangka, empat orang teroris dari Abu Nidal Organization yang menyamar sebagai petugas keamanan bandara Karachi, telah menanti pesawat tersebut di landas pacu. Mereka bertujuan untuk membajak pesawat dan mengalihkan penerbangan menuju Cyprus untuk menjemput rekan mereka yang ditahan di sana.

Begitu pesawat mendarat, keempat teroris tersebut langsung memberondong ground crew dengan senjata otomatis. Pintu pesawat sempat dibuka untuk seorang teknisi radio yang akan melakukan pengecekan ke kokpit. Ketika Neerja dan beberapa pramugari lain mendengar suara rentetan tembakan, mereka berusaha untuk menutup kembali pintu pesawat. Namun apa daya mereka kalah cepat dengan teroris.

Sumber: thereportertimes.com
Sumber: thereportertimes.com
Melihat situasi tersebut, dengan sigap Neerja menghubungi kokpit untuk memberikan sinyal pembajakan, sehingga para pilot berhasil kabur melalui pintu darurat di kokpit, meninggalkan pesawat dengan mesin dalam keadaan menyala, sesuai dengan protokol. Dengan kaburnya para pilot, maka pesawat tersebut tidak bisa terbang kemana-mana.

Pada dasarnya Neerja sangat ketakutan, namun ia sadar ada begitu banyak penumpang tak bersalah di pesawat. Maka Neerja mengumpulkan keberaniannya untuk menenangkan penumpang dan memutar otak untuk melindungi mereka dan rekan-rekannya.

Jelas para teroris kemudian meminta dikirimkan pilot oleh pihak bandara. Dan setelah menunggu cukup lama, mereka memutuskan untuk menggertak dengan membunuh satu orang penumpang. Kemudian mereka mengancam akan membunuh penumpang satu per satu, dimulai dari yang berkewarganegaraan Amerika Serikat. 

Jadi ketika para teroris menyuruh Neerja mengambil paspor penumpang, Neerja pun memberi instruksi pada rekannya untuk membuang semua paspor AS. Selain itu, Neerja juga sempat meminta salah seorang penumpang mempelajari cara membuka pintu darurat melalui kartu yang diberikannya secara sembunyi-sembunyi.

Berhasilkah Neerja menyelamatkan para penumpang dan rekan-rekannya? Saya rasa akan lebih seru kalau kalian nonton sendiri.

Moral of the Story

Usai menonton film, saya mencoba berpikir kira-kira moral dan pesan apa yang bisa saya dapat dari kisah Neerja ini. Well, saat kalian membacanya mungkin terkesan gampang. Tapi saya tahu tidak mudah melakukannya, karena tentu cara pandang masing-masing orang berbeda. Jadi kira-kira inilah tiga pesan yang bisa saya tangkap dari seorang Neerja:

1. Berusaha untuk tetap ceria dan berpikir positif

Meski mengalami hal yang tidak menyenangkan, berusaha tetap ceria dan berpikir positif membuat kita lebih tangguh dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

Meski Neerja sempat menderita karena suaminya dan mengalami kegagalan pernikahan, Neerja tetap berusaha melanjutkan hidupnya dengan baik. Ia menjadi pramugari sukses dan memiliki seorang pria yang mencintainya dengan tulus.

Kiri: Sonam Kapoor; Kanan: Neerja Bhanot (Sumber: indiatime.in)
Kiri: Sonam Kapoor; Kanan: Neerja Bhanot (Sumber: indiatime.in)
2. Tidak egois

Saat pintu darurat terbuka, Neerja bisa saja langsung ikut melompat menyelamatkan diri. Namun ia memilih untuk membantu para penumpang, bahkan melindungi tiga orang anak.

Saat nyawa kita terancam bahaya bersama orang lain, kita memang punya hak untuk mengutamakan diri sendiri dibandingkan dengan orang lain. Namun akan lebih mulia jika kita juga bisa membantu orang lain ketika kita dalam berada situasi yang buruk bersama. Tidak perlu kita berlagak superhero, namun cukup mengerahkan kekuatan sesuai dengan kemampuan kita.

3. Pentingnya sikap cepat tanggap

Dalam menjalani pekerjaan maupun saat dihadapkan pada situasi darurat, sikap cepat tanggap sangat diperlukan (terutama oleh seorang pemimpin) dalam menentukan langkah selanjutnya untuk mengurangi resiko buruk. Tentunya juga keberanian juga diperlukan ketika akan mengambil suatu keputusan besar, apalagi jika menyangkut kepentingan orang lain.

Begitu Neerja mengetahui ada tanda-tanda pembajakan, ia dengan cepat memberi sinyal kepada pilot, sehingga pilot memiliki waktu yang cukup untuk kabur dan para teroris tidak bisa mengambil alih pesawat untuk diterbangkan sesuai dengan keinginan mereka. 

Neerja juga cepat tanggap dalam memberi instruksi kepada rekannya untuk menyembunyikan paspor, bahkan berpikir ke depan dengan meminta penumpang mempelajari cara membuka pintu darurat melalui kartu manual, sehingga ketika waktu yang tepat tiba, pintu darurat bisa dibuka untuk menyelamatkan para penumpang.

Berkat keberaniannya, Neerja dianugerahi  Asoka Chakra (penghargaan tertinggi atas keberaniannya dari pemerintah India), Tamgha-e-Insaaniyat (penghargaan sipil tertinggi dari pemerintah Pakistan) dan penghargaan dari pemerintah AS.

Jadi kamu tertarik gak untuk nonton film ini untuk berakhir pekan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun