Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Kartini Milenial

21 April 2019   21:49 Diperbarui: 22 April 2019   10:56 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: firmanimmanksyah.xyz

Adalah salah satu teman yang saya kenal pertama kali saat duduk di bangku SMP. Dia seorang perempuan dan terkenal di sekolah sebagai siswi yang pintar, sehingga ia menjadi siswi favorit para guru. Sebut saja namanya Ciara. Kakak laki-laki Ciara yang bersekolah di sekolah yang sama, juga sama pintarnya. Pokoknya dua bersaudara ini terkenal dengan level kepintarannya yang tinggi di sekolah.

Begitu lulus SMA, Ciara berhasil mengenakan jaket kuning dan masuk jurusan hukum. Di tahun yang sama, dia mengambil kuliah jurusan ekonomi di universitas lain, sehingga 4 tahun kemudian dia lulus double degree.

Ciara kemudian melanjutkan studi magister hukum dan kenotariatan, serta mengikuti sejumlah pelatihan untuk mendukung profesinya sebagai notaris. Baru-baru ini, saya dengar dia sedang menempuh studi doktoral. Jadi kalau nama lengkapnya ditulis, panjang gelar akademiknya sudah seperti kereta commuter line di usia yang masih muda.

Saya sempat minder juga sih karena ternyata pencapaian saya tidak sebesar itu. Tapi kemudian saya mendengar komentar salah seorang teman saya, "Ya ampun, ngapain sih cewek sekolah tinggi-tinggi kayak begitu? Ujung-ujungnya juga ntar di dapur, urus suami dan anak. Eh, tapi itu kalo merit. Lha kalo gak merit-merit gara-gara cowok pada mundur teratur pas tahu gelar dia kayak gitu gimana?"

Saat itu juga yang ada di pikiran saya waktu itu adalah, bagaimana bisa di zaman sekarang ini ternyata masih ada orang yang punya pemikiran seperti itu? Bisa-bisa R.A. Kartini bisa bangkit dari kubur!

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tanggal 21 April, Indonesia memperingati Hari Kartini. Peringatan ini sebagai bentuk penghormatan kepada R.A. Kartini karena beliau telah berhasil memperjuangkan emansipasi dan hak-hak wanita Indonesia untuk bisa mendapatkan perlakuan yang sama dengan pria.

Generasi Milenial sebagai kaum yang mendominasi kelompok usia produktif saat ini, tentunya memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi. Dan untuk para wanita milenial, berikut adalah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk meneruskan perjuangan R.A. Kartini di masa sekarang:

Berani bermimpi tapi realistis
Tanpa mimpi tentunya kita tidak punya motivasi untuk menjalani hidup. Jadi, kita para wanita tidak boleh takut bermimpi. Bermimpilah setinggi mungkin sebelum mimpi dilarang. Meski begitu, dalam bermimpi kita juga harus realistis. Jangan asal bermimpi, tapi tidak tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai mimpi tersebut.

Memiliki mimpi yang tinggi boleh, tapi tetap harus realistis. Setiap mimpi harus kita pikirkan dan rencanakan dengan matang. Kita juga harus memperhitungkan segala faktor yang dapat memengaruhi proses pencapaian mimpi tersebut dan apa saja yang mungkin harus kita korbankan. Mulai dari waktu, biaya, tenaga, dan strategi dalam menjalani hal-hal kecil untuk mendukung terwujudnya mimpi tersebut.

Di tengah perjalanan menuju mimpi tersebut, ada kalanya kita akan merasa jenuh dan merasa tergoda untuk berhenti. Atau bisa juga kita terpaksa mengubah sedikit target karena keadaan. Oleh sebab itu kita pun harus bisa benar-benar mengenali, apakah mimpi tersebut benar-benar ingin kita raih sebagai pencapaian hidup, atau hanya sekadar ikut-ikutan saja (impulsif). Mimpi yang impulsif biasanya akan membuat kita berhenti di tengah jalan ketika rasa jenuh menerpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun