Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hijaukan Mata dan Manjakan Paru di Kebun Raya Cibodas

23 Januari 2019   18:34 Diperbarui: 23 Januari 2019   18:56 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, ada masanya saat dimana saya hobi sekali nge-mall. Minimal seminggu sekali saat akhir pekan (weekend) untuk melepas penat setelah lima hari 9 to 5 bekerja di kantor. Bahkan kalau kebetulan sedang ada acara kumpul-kumpul bersama teman, bisa dua hingga tiga kali seminggu ke mall. Maklum, mall memang tempat yang paling populer di kalangan kaum urban (terutama Jakarta) untuk refreshing.

Selain lokasinya mudah dijangkau (karena ada di hampir setiap lokasi strategis Jakarta), mall juga menjadi one stop destination. Mulai dari sekadar window shopping hingga shopping beneran, studi literatur di toko buku sampai nonton bioskop, atau kuliner restoran hingga ngopi-ngopi cantik di warung kopi branded. Semua ada di sana.Awalnya sih senang-senang saja menjelajah mall di seluruh Jakarta karena biasanya konsep tiap mall berbeda. Padahaaaallll.. semua isinya sama. Mulai dari department store, supermarket, bioskop, restoran sampai kafenya.
Tapi akhirnya di satu titik kita akan merasa bosan. Dan sayangnya wisata Jakarta ya itu-itu saja. Kalau mau beda sedikit, kita bisa mengunjungi museum atau ke taman bermain macam Ancol atau ke Dufan sana. 
Tapi jujur saya kurang suka karena tempat-tempat semacam itu selalu ramai bak lautan manusia. Padahal kadang tujuan saya refreshing adalah untuk menenangkan diri. Namu kalau ramai seperti itu bagaimana pikiran bisa jadi tenang?
Jadi untuk kamu-kamu yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya yang kepingin refreshing tapi gak mau pergi jauh-jauh, coba piknik deh. Simple tapi cukup untuk me-recharge mood kamu. Piknik di alam terbuka bisa membantu kita tidur lebih nyenyak, menurunkan level stres hingga menurunkan tekanan darah! Memang bisa? Mungkin belum ada pembuktian secara ilmiah, tapi saya yakin piknik di alam terbuka bisa mempengaruhi sisi psikologis kita untuk lebih tenang.
Kebetulan minggu lalu saya dan suami iseng piknik ke Kebun Raya Cibodas. Meskipun letaknya agak lebih jauh dibandingkan Kebun Raya Bogor yang letaknya di pusat kota dan lebih mudah dijangkau, setidaknya suasananya tidak terlalu ramai. Dan namanya piknik, kami juga membawa bekal makanan sendiri untuk disantap di sana sambil menikmati hijaunya alam, karena nyatanya kadang kita perlu menghijaukan mata juga kan. 
Maksudnya bukan mata duitan loh ya, tapi supaya otak lebih fresh. Kita juga bisa memanjakan paru-paru dengan menikmati bersihnya udara khas pegunungan, jalan-jalan santai atau sekadar merasakan dinginnya air terjun.

Menikmati alam sambil menunggangi kuda (Dokpri)
Menikmati alam sambil menunggangi kuda (Dokpri)
Dan karena kebetulan saya suka liburan yang sekaligus bisa menambah ilmu, maka tempat ini jadi lokasi yang cocok. Selain refreshing otak dan mata, disini kita bisa sambil belajar tentang ilmu botani yakni menambah pengetahuan kita tentang jenis-jenis tanaman.
Kebun Raya Cibodas memiliki ratusan koleksi tanaman mulai dari jenis Pinus, Anggrek, Kaktus, Lumut, Paku-Pakuan, tanaman obat hingga Bunga Bangkai dan Pohon Sakura si bunga cantik dari negeri para Samurai! Biasanya akan ada papan nama di setiap area penanaman sehingga kita bisa lebih mudah mengenali identitas tumbuhan tersebut.
Beberapa koleksi tumbuhan ini ada yang memang ditanam di area khusus membentuk taman mini. Taman yang paling populer adalah Taman Sakura dimana di sana terdapat sekitar tujuh jenis Sakura yang biasanya mekar dua kali dalam setahun yakni Januari-Februari dan Juli-Agustus. 
Namun sayangnya pada saat saya ke sana, belum ada satupun Sakura yang mekar. Sama halnya dengan Bunga Bangkai yang hanya tampak batangnya saja karena memang belum masuk masa berbunga yang (katanya) hanya empat tahun sekali.

Dokpri
Dokpri
Selain Taman Sakura, ada juga Taman Lumut dan Taman Paku-Pakuan. Pada saat saya ke sana, area taman ini ditutup dan hanya boleh dimasuki jika ditemani oleh tim pengelola. 
Saya maklum karena namanya juga Lumut, yang bentuknya super kecil dan tumbuhnya menempel di bebatuan atau batang-batang pohon yang lembab, kalau terinjak sembarangan pastilah rusak. Akhirnya saya hanya melihat-lihat dari luar. Kalau diamat-amati, penampakannya seperti set syuting film fantasi macam Lord of the Rings gitu deh.

Taman Lumut (Dokpri)
Taman Lumut (Dokpri)
Selain itu Kebun Raya Cibodas juga memiliki dua buah rumah kaca. Satu di dekat Taman Lumut tempat penyimpanan koleksi tanaman Kaktus dan satu lagi rumah kaca yang baru saja dibangun di dekat pintu keluar. Meski belum ada isinya, konsep bangunannya lebih modern dan cantik membuat rumah kaca kosong ini justru lebih populer karena lebih fotogenik.

Rumah Kaca (Dokpri)
Rumah Kaca (Dokpri)
Puas berkeliling, coba mampir ke lapangan rumput luas dan berbukit-bukit. Disini paling cocok dijadikan tempat untuk piknik. Duduk-duduk santai sambil menikmati makanan favorit dengan pemandangan serba hijau nan segar plus udara yang sejuk, amboooooiiii nikmatnya! Tapi ingat kita tidak boleh buang sampah sembarangan loh ya. Sayang kan kalau tempatnya sudah dirawat cantik-cantik, malah banyak sampah berserakan.

Padang rumput yang landai (Dokpri)
Padang rumput yang landai (Dokpri)
Bagi yang mau main air, di sini juga ada beberapa curug (air terjun) seperti Curug Cibogo dan Curug Ciismun. Tapi biasanya lokasi yang paling favorit untuk main air adalah Jalan Air, dimana ada area jalan umum yang sekaligus menjadi daerah aliran air semacam sungai kecil yang berundak-undak.
Dan kalau kebetulan kamu termasuk orang yang hobi naik gunung, kamu juga bisa sekalian hiking karena Kebun Raya Cibodas ini jadi satu dengan pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Seru kan! Tapi sebelum melakukan pendakian, tetap perhatikan waktu dan prakiraan cuaca loh ya.
Sebenarnya saya ingin mampir ke Taman Rhododendron dan koleksi Tanaman Obat juga, tapi sayangnya hujan turun tak reda-reda hingga sore tiba. Maklum, kunjungan saya di Januari ini masih dalam masa musim penghujan sehingga akhirnya saya memilih pulang supaya tidak terkena dampak rekayasa lalu lintas jalur Puncak. Oh ya, ada yang menarik di sepanjang jalan dari pintu keluar. 

Barisan pohon yang ditanam di kedua sisi jalan sehingga menyerupai kanopi mengingatkan saya dengan Pulau Nami di Korea Selatan. Saya lupa nama pohonnya tapi pokoknya syantikkk!

Canopy Walk di pintu keluar (Dokpri)
Canopy Walk di pintu keluar (Dokpri)
Meskipun hanya menghabiskan beberapa jam saja, nyatanya piknik semacam ini di akhir pekan cukup menyegarkan pikiran dan yang penting tidak bikin kantong bolong. Hingga tulisan ini diturunkan, harga tiket masuk per orang sebesar Rp. 16.500. Untuk tarif masuk mobil sebesar Rp. 16.000 dan Rp. 5.000 untuk motor. Murah meriah kan?

Beberapa tips dari saya kalau kamu berencana piknik saat weekend ke Kebun Raya Cibodas antara lain:

1. Usahakan berangkat pagi-pagi. Lalu lintas jalur Puncak yang kian hari kian macet (apalagi kalau musim liburan) membuat diberlakukannya sistem buka-tutup. Jadi supaya kamu tidak terjebak kemacetan akibat rekayasa lalin ini, sebaiknya berangkat pagi-pagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun