Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenal Simbol "PaO" dalam Kemasan Kosmetik

13 November 2018   15:35 Diperbarui: 13 November 2018   17:27 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: georgiaboanoro.com

Bagi seorang wanita, kosmetik termasuk di dalamnya produk make-up maupun skin care sudah menjadi item wajib yang harus tersedia untuk menunjang penampilan. Tak jarang pula para wanita (termasuk saya) rela membeli produk branded dengan harga cukup mahal dengan harapan kualitas dan keasliannya lebih terjamin. Karena wanita mana yang mau mempertaruhkan wajah atau kulitnya dengan menggunakan produk yang belum jelas keaslian dan kualitasnya?

Memang harga tidak selalu menentukan bagus atau tidaknya suatu produk kosmetik, karena ada juga produk kosmetik yang berkualitas namun harganya terjangkau. Istilah "ada harga ada kualitas" memang ada benarnya, tapi harga mahal bukan berarti produk tersebut tidak akan cacat-bercela.

Kebetulan suatu hari saya sedang menginap di rumah salah seorang teman saya yang hobi membeli produk perawatan kulit dari luar negeri. Sebelum kami tidur, seperti wanita muda lainnya kami berdua memakai beberapa produk perawatan untuk malam hari. Iseng saya melihat-lihat salah satu krim wajah teman saya itu. 

Ada sedikit minyak berwarna kuning di salah satu sisi wadahnya. Pengalaman saya selama belajar farmasi, bahan dasar produk krim memang ada fase air dan fase minyak. Kedua fase tersebut harus menyatu dengan sempurna supaya fisik krim terbentuk dengan baik. Jadi ketika saya melihat minyak tersebut timbullah pertanyaan.

"Udah berapa lama nih lo pake krim ini?" tanya saya.

Dengan santainya dia menjawab, "Ohh.. kayaknya udah sekitar 2 tahunan deh. Gue belinya pas waktu gue liburan winter ke Seoul itu".

"Hah? Kok gak habis-habis?" tanya saya lagi karena saya lihat di kemasannya krim tersebut hanya sekitar 40 gram. Kalau saya yang pakai mungkin satu produk itu sudah habis maksimal 1 tahun kalau dipakai rutin.

Sambil nyengir teman saya itu cuma bilang begini, "Hehe.. abisnya gue belinya mahal. Dan belum tahu kapan lagi ke sana supaya bisa beli. Jadi gue sayang-sayang deh pakenya".

"Lo tau gak krim ini udah gak bagus lagi? Liat tuh minyaknya udah misah. Lagian di kemasannya juga ada tanda ini. Itu artinya ini produk bagusnya dipakai sampai maksimal 12 bulan setelah dibuka", kata saya sambil menunjukkan gambar 'wadah krim terbuka' dengan tulisan '12M' di sisi kemasan sebaliknya.

Kompasianer pernah lihat simbol tersebut? Biasanya sering kita temukan di produk-produk kosmetik dan sejenisnya. Bagi yang belum tahu itu apa, simbol tersebut dinamakan "Period after Opening" atau PaO.

Contoh simbol PaO (Sumber: istockphoto.com)
Contoh simbol PaO (Sumber: istockphoto.com)
Tapi perlu dicatat, PaO tidak sama dengan tanggal kedaluwarsa/Expired Date (ED). Jika ED berarti batas waktu maksimum suatu produk dapat digunakan dengan aman, PaO adalah batas lama pemakaian suatu produk dapat digunakan (dengan stabilitas dan kualitas yang baik) setelah produk tersebut dibuka pertama kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun