1. Livitens (mengandung olive leaf extract EFLA) untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi ringan.
2. Stimuno (mengandung ekstrak Meniran) untuk Immunomodulator (meningkatkan daya tahan tubuh).
3. Tensigard (mengandung ekstrak Kumis Kucing dan Seledri) untuk Hipertensi.
4. X-Gra (mengandung ektrak Panax Ginseng, Ganoderma, Eurycomae) untuk Afrodisiak / disfungsi ereksi.
5. Inlacin (mengandung ekstrak Daun Bungur dan Kayu Manis) untuk Diabetes.
6. New Divens; Diabetadex (mengandung ekstrak Meniran dan Jintan Hitam) untuk Immunomodulator, dan lainnya.
7. Disolf (mengandung enzim Lumbrokinases dari cacing tanah) untuk melancarkan sirkulasi darah.
8. Vipalbumin Plus (mengandung ekstrak ikan gabus) untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
9. Redacid (mengandung ekstrak kayu manis) untuk meredakan gangguan lambung.
Lalu kira-kira mengapa Fitofarmaka kita masih sedikit? Rupanya masih ada banyak tantangan yang dihadapi oleh industri farmasi dalam mengembangkan Fitofarmaka mulai dari:
1. Modal dan Pengembangan
Karena industri farmasi umumnya padat modal/investasi, seperti biaya yang besar untuk membangun fasilitas produksi beserta segala teknologinya dan pengembangan bahan baku hingga uji pre-klinik dan uji klinik, Research & Development yang memakan waktu lama dan terbatasnya SDM yang ahli dan kompeten.
2. Regulasi
Karena pesyaratannya sama seperti obat modern, maka Fitofarmaka harus memenuhi ketentuan BPOM terkait keamanan, kualitas dan efikasinya. Ketiga aspek ini tidak hanya dievaluasi saat pre-market tapi juga dipantau selama proses produksi hingga post-market.
3. Sistem JKN