Dan ketika saya coba cek ke akun instagramnya (karena kebetulan saya bukan follower selebgram yang satu ini), ternyata postingan ini sudah dihapus. Namun demikian, berita ini sudah menyebar secepat kilat.
Lalu pelajaran apa yang bisa kita ambil dari sini? Satu kata yakni, SELEKTIF.
Bagi Selebgram
Saya mengerti endorsement adalah salah satu cara tercepat untuk mendulang pundi-pundi uang bagi seorang selebgram. Seorang selebgram dengan followers yang banyak, bisa memperoleh honor puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk satu kali posting foto. Luar biasa kan?
Tapi seharusnya, seorang selebgram juga hendaknya selektif dalam memilih produk atau jasa yang akan dia promosikan.
Mungkin banyak/sebagian para selebgram justru tidak pernah menggunakan produk atau jasa yang dipromosikan, tapi paling tidak coba dipikirkan apakah produk yang akan dipromosikan aman dan bermanfaat bagi orang yang akan menggunakannya? Karena apapun yang akan dipromosikan, nantinya akan dilihat dan mungkin akan digunakan oleh orang banyak.Â
Jadi jangan cuma memikirkan diri sendiri bagaimana bisa memperoleh honor yang banyak, tapi perhatikan juga followers mereka. Jangan sampai para followers meninggalkan anda akibat kekeliruan yang dilakukan tanpa pikir panjang. Karena selebgram tanpa followers juga sama saja bohong.
Bagi Followers Selebgram
Jadilah konsumen yang cerdas dan selektif. Sering kali kita melihat dan mendengar himbauan ini. Tapi sudahkan kita laksanakan? Meskipun di media sosial kita hanyalah pengikut, tapi bukan berarti apapun yang ada di sana (terutama yang dilakukan atau dipakai oleh orang yang kita ikuti), harus kita ikuti pula.
Jika dirasa gaya hidup selebgram yang kita ikuti tidak cocok dengan kemampuan dan gaya hidup kita, ya jangan dipaksa untuk diikuti. Jika dirasa produk yang mereka iklankan kurang masuk akal, kita patut curiga dan ada baiknya mengecek lebih dulu reputasi produk tersebut. Jujur saja saya termasuk orang yang selalu curiga pada sesuatu yang "too good to be true".
Obat Keras yang diiklankan di media sosial
Kalau boleh dikatakan, saya termasuk orang yang sangat menentang penjualan obat secara online, meskipun produk tersebut dijual oleh distributor resmi dan kredibel melalui website-nya, apalagi melalui media sosial. Dan bagi saya obat adalah suatu produk yang tidak bisa begitu saja dijual secara online dan dikirim begitu saja oleh kurir. Mengapa?
Obat seharusnya didapatkan oleh konsumen di tempat-tempat yang memiliki izin resmi yang jelas seperti Supermarket (khusus untuk obat bebas), Toko Obat Berijin, Apotek, Klinik maupun Rumah Sakit (untuk Obat Bebas Terbatas, Obat Keras dan Obat Psikotropik).