Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa Penggunaan Insulin Harus Disuntik?

26 Maret 2018   15:36 Diperbarui: 26 Maret 2018   18:41 4119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara menggunakan Insulin Pen (Sumber: 123rf.com)

Baru-baru ini saya iseng membaca-baca jurnal terkait dengan salah satu penyakit metabolik yang banyak diderita orang Indonesia, yaitu Diabetes Mellitus (DM). Saya jadi teringat pertanyaan seorang teman beberapa waktu yang lalu, "Kenapa sih kalau pakai Insulin itu harus disuntik? Kan nyeremin. Gak ada cara lain apa?"

Menurut data hasil penelitian yang dikumpulkan WHO mengenai profil kesehatan di negara Indonesia tahun 2012, penyakit DM berada di urutan ketiga dari sepuluh penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia, setelah penyakit Jantung Iskemik dan Stroke.

Mungkin sudah ada ribuan tulisan di dunia maya mengenai DM ini. Tapi bagi yang masih bingung, intinya DM ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Ada dua tipe DM yakni Tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus/IDDM) dan Tipe 2 (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus/NIDDM). 

DM Tipe 1 disebabkan oleh rusaknya organ pankreas sehingga tidak mampu menghasilkan insulin, sementara DM Tipe 2 disebabkan oleh ketidakmampuan insulin bekerja sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengubah glukosa dalam darah menjadi cadangan energi berupa glikogen (gula otot). Tingginya kadar gula dalam darah tentunya akan menyebabkan berbagai macam komplikasi penyakit.

Oleh sebab itu, karena pasien DM Tipe 1 tidak dapat memproduksi insulin sendiri, mereka harus memperolehnya dari luar melalui injeksi Insulin. Lalu mengapa insulin umumnya harus digunakan dengan cara disuntik? Mengapa tidak bisa secara oral (diminum)?

Hingga saat ini, mayoritas penggunaan Insulin memang masih secara injeksi atau suntik, meskipun sudah cukup banyak juga penelitian terkait alternatif atau cara lain untuk pemberian Insulin seperti melalui oral. Alasan munculnya penelitian ini adalah karena penggunaan injeksi Insulin dipandang lebih sulit daripada oral. 

Penggunaan injeksi insulin memerlukan pengarahan atau latihan khusus supaya tidak salah, misalnya dimana lokasi injeksi pada tubuh yang benar, cara memasang dan melepas jarum pen, cara mengatur dosis yang diinginkan hingga cara memegang pen dengan sudut injeksi yang benar. Pengarahan ini dibutuhkan supaya pasien DM tidak perlu harus selalu ke dokter setiap kali akan menyuntikkan Insulin.

Area penyuntikkan Insulin (Sumber: antus.com)
Area penyuntikkan Insulin (Sumber: antus.com)
Penggunaan insulin secara oral hingga saat ini memang tidak direkomendasikan karena insulin harus melewati saluran cerna sebelum masuk ke aliran darah. Insulin berupa senyawa protein yang bersifat mudah dicerna dan rusak saat terkena asam lambung. Akibatnya selanjutnya, jumlah insulin yang terserap dalam aliran darah akan berkurang dan pada akhirnya tidak akan menimbulkan efek yang diharapkan.

Cara paling efektif penggunaan insulin saat ini masih tetap secara injeksi intramuscular (melalui otot) atau subcutan (melalui bagian bawah kulit). Pemberian dengan cara ini lebih menjamin insulin terserap dalam aliran darah dengan lebih baik dan cepat sehingga memberikan efek yang cepat pula. Biasanya lokasi penyuntikkan insulin adalah melalui sekitar perut atau lengan atau paha.

Saat ini, berdasarkan durasi kerjanya insulin dibagi menjadi tiga tipe yaitu Insulin Kerja Singkat (short-acting), Insulin Kerja Sedang (intermediate-acting) dan Insulin Kerja Lama (long-acting).

Insulin Kerja Singkat sering dikenal juga dengan Insulin Soluble. Biasanya disuntikkan 15-30 menit sebelum makan dengan mula kerja (mulai berefek) 30-60 menit dan lama kerja hingga 8 jam. Dengan demikian Insulin Kerja Singkat harus digunakan beberapa kali dalam satu hari (sesuai petunjuk dokter). Selain itu, Insulin Kerja Singkat juga lebih cocok digunakan pada pasien yang memerlukan penurunan kadar gula yang cepat, misalnya pada saat pasien mengalami kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun