Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Quality Weekend" di Museum MACAN yang Instagramable

11 Maret 2018   17:51 Diperbarui: 11 Maret 2018   19:48 2876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infinity Mirrored Room di Museum MACAN (Dokpri)

Meskipun judulnya weekend (akhir minggu), tapi sebenarnya quality time (waktu berkualitas) ini juga bisa kita lakukan di hari-hari biasa alias weekdays, yang penting tidak mengganggu kegiatan rutinitas Kompasianer. Jadi karena kebetulan saya hanya punya waktu luang di akhir minggu, maka sebisa mungkin saya mengisi waktu luang saya ini dengan mencari kegiatan yang tujuannya me-refresh otak dari kepenatan bekerja selama 5 hari.

Sebenarnya saya bukan termasuk pecinta seni tulen, apalagi seniman. Tapi saya lumayan suka melihat-lihat karya seni yang ada di museum. Ada banyak museum yang bisa dikunjungi di Jakarta. Namun umumnya museum menampilkan karya-karya seni atau benda-benda yang memiliki nilai sejarah sehingga biasanya benda-benda tersebut pastilah telah berusia puluhan hingga ratusan tahun! 

Namun nyatanya ada juga karya-karya seni modern yang dimuseumkan di Jakarta. Jadi ketika hari Sabtu kemarin salah seorang teman mengajak saya mengunjungi Museum MACAN, saya langsung setuju. Yah, hitung-hitung menghabiskan akhir minggu dengan kegiatan yang berkualitas, sekaligus menambah pengetahuan. Daripada nge-mall melulu?

Tidak seperti namanya, Museum MACAN bukanlah museum yang menyimpan dan memamerkan fosil-fosil taring, kulit maupun kuku macan tutul, macan kumbang, apalagi Trio Macan! Nama Museum MACAN sebenarnya merupakan singkatan dari Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Jadi museum ini menyimpan karya-karya seni modern dan kontemporer dari Indonesia maupun mancanegara.

Museum MACAN (Dokpri)
Museum MACAN (Dokpri)
Museum yang memiliki luas sekitar 4.000 meter persegi ini, terletak di dalam gedung AKR Tower di daerah Jalan Panjang, Kebon Jeruk. Pengunjung bisa mengakses tempat ini dengan kendaraan pribadi, maupun bus Transjakarta koridor 8 jurusan Harmoni - Lebak Bulus. Karena berada dalam gedung yang didesain dengan interior modern plus pendingin udara dan pencahayaan yang apik, pengunjung akan merasa nyaman menikmati karya seni tersebut selama berjam-jam.

Tidak seperti museum yang pada umumnya dikelola oleh pemerintah, Museum MACAN dikelola oleh yayasan swasta, sehingga harga tiket masuk (HTM) yang dibebankan kepada pengunjung boleh dibilang mahal (menurut saya), yakni lima puluh ribu rupiah. Tiket ini bisa dibeli langsung di lokasi (on the spot) maupun secara online melalui website resminya.

Bola Volkswagen di Museum MACAN (Dokpri)
Bola Volkswagen di Museum MACAN (Dokpri)
Selain itu, ada beberapa tata tertib yang harus dipatuhi pengunjung. Misalnya tidak diperbolehkan membawa minuman maupun makanan ke dalam museum. Kalau ini sudah jelas ya, tentunya kita tidak ingin terjadi 'kecelakaan' yang mengakibatkan kerusakan pada karya seni. Tata tertib lainnya yakni tidak boleh bersandar pada tembok. 

Awalnya saya heran mengapa, tapi begitu memasuki ruangan saya langsung paham. Dinding-dinding tersebut juga merupakan bagian tak terpisahkan dari karya-karya seni (lukisan maupun kolase kertas) yang sebagian besar memang digantungkan pada dinding. Dan masih banyak peraturan lainnya seperti tidak boleh menggunakan flash light (blitz) saat memotret, tidak boleh menyentuh karya seni atau melewati pembatas, dan sebagainya. Beberapa petugas keamanan pun dikerahkan di setiap area untuk mengawasi pengunjung. 

Dan boleh dibilang mereka benar-benar mengawasi sehingga tidak heran begitu ada pengunjung yang melanggar tertangkap oleh mata mereka, para petugas tidak segan untuk memberi peringatan. Saat berkunjung kemarin, saya melihat beberapa kali petugas yang menegur pengunjung. Ya mau bagaimana, kebiasaan orang Indonesia saat berada dalam museum memang masih lumayan ketinggalan dibandingkan masyarakat dari negara lain di luar sana yang memang benar-benar melek seni.

Museum MACAN (Dokpri)
Museum MACAN (Dokpri)
Perlu diketahui, Museum MACAN hanya mengadakan pameran (exhibition) selama beberapa bulan. Setelah itu museum akan ditutup sementara waktu untuk mengganti koleksi yang akan mereka pamerkan dengan konsep dan tema baru. Pameran yang saya lihat kali ini bertajuk Art Turns, World Turns (Seni Berubah, Dunia Berubah), terbagi menjadi empat tema yakni:

Bumi, Kampung Halaman, Manusia yang berisi karya seni yang berasal dari abad ke 19 dan 20 saat Indonesia berada dalam pendudukan kolonial;

Kemerdekaan dan Setelahnya, yang berisi karya seni yang diciptakan pada masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Pasca-Perang Dunia II;

Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi, yang berisi karya-karya seni abstrak maupun realis yang tercipta pada rentang tahun 60an hingga 70an;

Racikan Global, yang menampilkan karya seni dari masa reformasi 1998 hingga karya seniman masa kini.

Pameran ini berlangsung sejak tanggl 4 November 2017 dan akan berakhir pada 18 Maret 2018. Setelah itu museum akan ditutup dan dibuka kembali tanggal 12 Mei dengan konsep dan tema baru. Setidaknya itulah yang diinformasikan oleh salah seorang volunteer museum kepada saya.

Dari sekian banyak karya yang dipamerkan, ada beberapa karya seni yang menarik perhatian saya seperti:

1. Lukisan "Ascending"; lukisan ini dibuat di atas kertas berukuran sangat besar dengan campuran bubuk mesiu dan tinta. Efek kertas yang terbakar sebagian semakin membuat lukisan ini terlihat indah.

Lukisan
Lukisan
2. Replika patung babi yang dicat bendera Amerika Serikat sedang menyusui anak-anaknya yang dicat dengan bendera-bendera negara lain. Kalau menurut saya sih ini lebih menuju ke arah sindiran ya. Hihihi..

Replika patung babi di Museum MACAN (Dokpri)
Replika patung babi di Museum MACAN (Dokpri)
3. Infinity Mirrored Room - "Brilliance of the Soul"

Saya yakin ini adalah satu-satunya karya seni yang paling menarik bagi sebagian besar pengunjung, sekaligus menjadi alasan utama pengunjung (termasuk saya) datang ke Museum MACAN. Karya seni ini diciptakan oleh seniman asal Jepang, Yoyoi Kusama, dengan mengkombinasikan kaca, panel kayu, panel akrilik, besi, air dan lampu LED berwarna-warni dengan sedemikian rupa dalam suatu ruangan kecil tertutup, sehingga menimbulkan efek tanpa batas.

Di dalam Infinity Mirrored Room (Dokpri)
Di dalam Infinity Mirrored Room (Dokpri)
Saking banyaknya pengunjung yang ingin melihat dan berfoto di dalamnya, saya harus mengantre sekitar dua jam! Dan parahnya, setiap kunjungan (maksimum 2 orang) hanya diberi waktu selama 25 detik di dalam untuk melihat dan berfoto. Saya mengerti sih, tapi akhirnya dengan waktu yang sedemikian sempit ini kita tidak bisa benar-benar menikmati karya itu sendiri.

Sama seperti museum lainnya, jam operasional Museum MACAN adalah Selasa - Minggu Pukul 10.00 - 19.00. Penjualan tiket on the spot akan ditutup pukul 18.00 sementara antrian Infinity Mirrored Room akan ditutup pukul 17.00. Jadi Kompasianers, mumpung masih ada waktu satu minggu lagi, coba-coba lihat schedulenya. Siapa tahu masih ada waktu kosong untuk diisi dengan menengok karya seni modern dan kontemporer di Museum MACAN. Sudah menghibur, menambah wawasan pula!

"Real Museum are places where Times is transformed into Space" - Orhan Pamuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun