Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Dilema Kaum Milenial, Liburan atau Beli Properti?

4 Desember 2017   16:16 Diperbarui: 22 Februari 2020   08:51 3943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: foodtravelexperts.com

Akhir-akhir ini, boleh dibilang istilah "Generasi Milenial" sedang tren dan sering digaungkan di mana-mana. Maklum, usia produkstif saat ini memang didominasi oleh kaum milenial atau yang sering disebut juga sebagai Generasi Y, yakni mereka yang lahir antara awal tahun 1980an hingga akhir tahun 2000an. 

Generasi Milenial memiliki pola kehidupan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya (Generasi Baby Boomers dan Generasi X), mulai dari gaya hidup, jenis pekerjaan yang diminati, hingga pandangan tentang komitmen berkeluarga. Saya sendiri, sebagai bagian dari generasi milenial sadar betul dengan perbedaan ini. Pandangan saya terhadap satu hal, cenderung berbeda dengan orangtua saya yang termasuk dalam generasi x.

Gaya hidup (lifestyle) adalah hal yang paling terlihat mencolok dalam kehidupan kaum milenial saat ini. Dibandingkan Generasi X yang lebih senang memanfaatkan uangnya untuk berinvestasi dalam bidang properti dan emas, milenial lebih memilih memanfaatkan uangnya untuk membeli gadget yang ter-update dan traveling.

Bagi kaum Milenial, traveling atau liburan adalah suatu hal yang prestis. Mereka lebih mementingkan menjelajahi seluruh pelosok dunia, meski dengan budget pas-pasan, ketimbang menabung untuk berinvestasi pada sesuatu yang berwujud seperti properti, emas, saham dan lainnya. 

Hal ini didukung pula dengan semakin canggihnya dunia teknologi dan digital saat ini, di mana kaum milenial lebih memilih mengandalkan gadget mereka untuk membeli tiket pesawat murah, booking hotel hingga mengatur transportasi yang akan digunakan dan tujuan destinasi, ketimbang menggunakan travel agent yang memakan biaya lebih tinggi. Dengan demikian mereka bisa menghemat dananya untuk dipakai traveling berikutnya.

Kalau ditanya tentang apa yang didapat dari traveling, saya yakin mereka akan menjawab "Pengalaman". Bagi kaum milenial, bertemu dengan orang banyak dari berbagai latar belakang, melihat budaya asing, merasakan hidup di lingkungan dengan adat istiadat yang berbeda, adalah suatu pengalaman yang tak ternilai. 

Mereka berpendapat, usia muda sebaiknya diisi dengan melihat dunia luar dan memperluas pergaulan serta bersosialisasi sebanyak mungkin, karena setelah berkeluarga, mereka beranggapan bahwa kehidupan mereka akan terikat dan tidak bisa lagi bepergian dengan bebas. Akibatnya, pandangan kaum milenial tentang konsep berkeluarga juga berubah. Mereka lebih memilih menunda pernikahan demi meraih karier yang tinggi dan memperoleh lebih banyak pengalaman dari traveling.

Selain itu. media sosial juga sangat berpengaruh dalam kehidupan kaum milenial. Dan boleh dibilang, media sosial sudah menjadi sarana krusial bagi milenial untuk pengakuan diri. Mereka pergi ke suatu tempat, berfoto, lalu meng-upload-nya ke akun Media Sosial mereka seperti Instagram, Facebook dan lainnya. Tujuannya tak lain tak bukan adalah demi memperoleh ribuan 'like' dan komentar kagum dari para followers mereka.

Ilustrasi: intrepidtravel.com
Ilustrasi: intrepidtravel.com
Gaya hidup kaum Milenial yang gemar traveling, membeli gadget teranyar, nongkrong di restoran dan kafe yang chic dan instagrammable, membeli barang-barang branded, menjadikan kaum milenial terkenal dengan gaya hidup yang boros. Kalau dulu yang termasuk kebutuhan primer adalah pangan, sandang dan papan, kini yang termasuk dalam kebutuhan primer bagi milenial adalah pangan, sandang, gadget dan traveling. Wew!

Tanpa bermaksud menghakimi, saya akui bahwa traveling adalah cara yang paling menyenangkan untuk memperoleh pengalaman. Dengan traveling kita belajar bagaimana cara menghadapi orang lain, mengatur waktu dan keuangan, belajar mandiri dan tidak banyak bergantung pada orang lain, belajar menjaga diri, serta menambah ilmu tentang bahasa dan budaya. Semua itu tidak bisa kita dapatkan jika kehidupan kita hanya terpusat di satu tempat. Akan tetapi, terlalu mengutamakan traveling tanpa mempersiapkan kemapanan finansial pun rasa-rasanya juga salah.

Bagaimanapun, kemapanan finansial adalah sesuatu yang ingin dicapai semua orang. Memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap serta tempat tinggal sendiri adalah salah tolok ukur yang diterapkan masyarakat kita untuk menilai kemapanan finansial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun