Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terorisme Bisa Berwujud Agama Apapun

19 Mei 2018   16:02 Diperbarui: 19 Mei 2018   16:10 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Irma, why aren't you covering your face?"

Adrian Smith, seorang kawan berkebangsaan Inggris,  sempat bertanya. Beberapa kali saya bertemu dengannya, termasuk meminta bantuannya sebagai guru tamu di sekolah tempat saya mengajar dulu, hingga menjadi juri lomba pidato di Kemenag.

Saya bilang, batas aurat perempuan yang saya tahu adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan.

Adrian manggut-manggut.

"Then why some of you wearing like this (menunjuk saya), some others fully cover their faces, only leaving their eyes to see, and the rest just cover their head with scarf?"

Saya bilang, dalam Islam; ada dua rujukan utama yang dipakai. Alquran dan Hadis. Hadis bersifat menjelaskan lebih mendetail hal-hal yang diperintahkan dalam Quran, dicontohkan oleh Rasulullah lewat perkataan atau perbuatan.

Tentu ini sesuatu yang tidak mudah dipahami oleh seorang asing yang tak percaya Tuhan. Bahkan umat Islam sendiri banyak yang tak familiar, kecuali mereka mau belajar lebih banyak.

Kalau memang rujukannya sudah pasti, mengapa hasilnya berbeda?

Ini akan sangat panjang menjelaskannya. Sebab dalam Islam, ada ilmu tafsir; baik tafsir Quran maupun tafsir Hadis. Untuk mampu memahami ini semua tidak akan cukup waktu dua hari. Paling bagus jika belajar langsung kepada para ustaz atau ulama yang mumpuni dalam hal bersangkutan.

Tak hanya soal jilbab/hijab, namun juga menyangkut detail ibadah seperti kebiasaan tahlilan, kebiasaan membaca bacaan tertentu (qunut, sholawat atau al'masurat), dan banyak macamnya. 

Beruntunglah, umat Islam zaman sekarang sudah lebih toleran dan terbuka dengan keberagaman yang bersifat khilafiyah antar mereka, dibanding 20 tahun lalu misalnya. Dimana, orang NU akan sangat tersinggung jika dikatakan bahwa tahlilan termasuk bid'ah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun