Mohon tunggu...
Irma SiarTambunan
Irma SiarTambunan Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati pangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang yg peduli ketahanan pangan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kementan Tak Kuasa Cegah Alih Fungsi Lahan Tani

30 Mei 2019   00:34 Diperbarui: 30 Mei 2019   01:59 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan tani (Donny Iqbal/Mongabay.com)

Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui luas bahan baku sawah setiap tahunnya tercatat menyusut seluas 120 ribu hektar. Meski upaya cetak sawah di lahan baru sudah dilakukan, hal tersebut tidak serta merta menjawab kebutuhan lahan yang selama ini menyusut.

Sebagai upaya lanjutan, Kementan terus menggenjot optimalisasi lahan rawa dalam rangka mewujudkan sebagai Indonesia lumbung pangan dunia melalui program unggulan Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

Program yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tersebut saat ini masih difokuskan untuk tiga wilayah: Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Adapun target yang ingin dicapai hingga akhir 2019 adalah 500 ribu hektar.

Sayang seribu sayang, realisasi program tersebut berjalan lambat. Tahun ini tercatat program optimalisasi baru menjangkau sekitar 30 ribu hektar atau sekitar 6% dari target. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy berdalih waktu pelaksanaan yang terlambat dilakukan menjadi alasan rendahnya angka realisasi.

Tak berdaya (meme edit pribadi)
Tak berdaya (meme edit pribadi)
Padahal banyak pihak menilai program ini sebagai bukti ketidakmampuan Mentan Amran dalam mencegah alih fungsi lahan, yang menjadi faktor utama tergerusnya lahan tanam. Ya, untuk menutupi kegagalan dalam menahan laju alih fungsi lahan, Kementan berusaha mencari gantinya dengan mengoptimalisasi lahan gambut.

Kepala Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional, Melky Nahar bilang, salah langkah kalau mentan gunakan rawa sebagai lahan pertanian. Pemanfaatan rawa karena keterbatasan lahan, itu karena banyak lahan tani yang menjadi areal pertambangan.

Ia memandang Kementan tidak dapat menunjukan kekuatannya untuk mencegah adanya alih fungsi lahan tersebut. "Kementan ini powernya sangat rendah sekali untuk menghadapi orang-orang," katanya.

Sumber 1

Lahan rawa sebelumnya dikenal tidak memiliki kontribusi untuk dunia pertanian. Namun, Mentan Amran Sulaiman berencana mengoptimalisasi lahan tersebut untuk bisa ditanami produk pertanian.

Sementara untuk menahan laju alih fungsi lahan lebih jauh, Kementan hanya memiliki solusi pemberian insentif bagi pemilik lahan yang tidak mengalihfungsikan lahannya. Insentif juga aka diberikan bagi pemilik lahan yang ingin membuka sawah.

Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Indah Megahwati bilang, insentif diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi (saprodi) pertanian, bibit dan pupuk subsidi untuk pemilik lahan yang mampu mempertahankan lahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun