Mohon tunggu...
Irma DamayantiQueen
Irma DamayantiQueen Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dapat Penghargaan, Mentan Dituntut Transparan

10 Desember 2018   13:37 Diperbarui: 10 Desember 2018   13:40 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila dimaknai, penghargaan sebenarnya bukanlah sebuah kebanggan. Melainkan sebuah beban. Karena penghargaan itu adalah ekspektasi, harapan yang diberikan orang lain pada penerima penghargaan tersebut.

Seperti halnya penghargaan yang diberikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Kementerian Pertanian (Kementan) dalam hal pengendalian gratifikasi. Apresiasi lembaga anti korupsi itu bukan berarti Kementan bersih dari korupsi atau nihil potensi korupsinya. Justru dengan pemberian penghargaan itu, Kementan harusnya berani diaudit secara keseluruhan. 

Sumber : http://infobanknews.com

Semua anggaran program di kementan harusnya bisa dan boleh diaudit investigatif oleh BPK, dan hasilnya diumumkan ke publik. Apalagi belakangan, validitas data kementerian ini menjadi pertanyaan. 

Transparansi (meme edit pribadi)
Transparansi (meme edit pribadi)
Yang terbaru adalah program cetak sawah milik Kementerian Pertanian. Sebab, belakangan, terjadi perbedaan data antara Kementan dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Perbedaan data ini bisa saja terjadi karena minimnya koordinasi antar lembaga. Atau masing-masing kementerian lembaga punya datanya sendiri dan berselimut ego sektoral.

Ada juga anggapan bahwa penghargaan untuk Kementan kemarin hanya berdasarkan kuantitatif terkait penyerapan anggaran kementerian. Bukan berarti Kementan menjalankan programnya dengan baik. Itu sebabnya, penghargaan ini sering menjadi penilaian tersendiri mengenai indikator yang diberikan kepada Kementan. 

Contohnya, program cetak sawah. Terkait program ini, Kementan dinilai belum melakukan tugasnya dengan baik. Awalnya, Kementan menargetkan mencetak 12.000 hektare (ha) sawah pada 2018. Realisasinya hingga saat ini baru mencapai 6.402 ha.

Guna memastikan ada atau tidaknya potensi kerugian negara dari program yang meleset dari target ini, harus ada audit keuangan serta kinerja. Bukan tidak mungkin, anggaran sudah keluar, tapi pelaksanaannya belum berjalan. Atau bisa saja program itu berjalan, tapi malah tidak tepat sasaran.

Karena cetak sawah, tidak bisa dipahami sebagai program membuka lahan seluas-luasnya. Perlu juga diperhitungkan faktor ketersediaan air, potensi jalur irigasi, hingga kadar kesuburan tanah serta kecocokannya dengan jenis tanaman yang ingin dikembangkan.

Bila faktor-faktor di atas tadi tidak klop, maka sebanyak apapun sawah yang dicetak, tidak akan menjanjikan produktivitas. Alih-alih hanya akan jadi pemborosan anggaran, dan negara pun dirugikan.

Bocah puyeng (meme edit pribadi)
Bocah puyeng (meme edit pribadi)
Sumber : http://infobanknews.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun