Mohon tunggu...
Irma DamayantiQueen
Irma DamayantiQueen Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Karet Menguat Setelah Dilirik Pemerintah

26 November 2018   19:40 Diperbarui: 26 November 2018   20:07 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perkebunan karet (credit: Tribunnews Medan)

Gambar dari Tribunnews Medan

Indonesia adalah produsen karet nomor dua terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO), produksi karet alam RI mencapai 3,63 juta ton pada tahun 2017. Jumlah itu meningkat sekitar 8% dari catatan tahun 2016 sebesar 3,36 juta ton.

Di atas Indonesia, produsen karet terbesar di dunia adalah Thailand. Negeri gajah putih itu menghasilkan 4,44 juta ton karet di tahun lalu. Bila produksi kedua negara pada 2017 lalu dijumlah, menjadi 8,07 juta ton. Itu nyaris 60% dari total produksi dunia yang mencapai 13,54 juta ton.

Sayangnya prestasi sebagai produsen karet alam terbesar ke dua di dunia, bukan kabar menyenangkan. Khususnya bagi petani karet Indonesia.

Bila dihitung sejak awal tahun 2018, harga karet dunia sedang turun hingga 25%. Penurunan ini terjadi akibat produksi yang konstan, namun penyerapannya berkurang. Cina sebagai konsumen karet terbesar di dunia, sedang mengalami perlambatan ekonomi.

Dampaknya, Indonesia sebagai eksportir karet juga harus menelan pil pahit.

Tapi untungnya, pemerintah kita cukup sigap. Perhatian untuk komoditas karet ini datang dari Presiden Joko Widodo langsung. Saat berkunjung ke Sumatera Selatan kemarin, Jokowi memerintahkan agar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyerap produksi karet dalam negeri. Utamanya sebagai bahan campuran aspal.

leganya peternakan karet (meme editan pribadi)
leganya peternakan karet (meme editan pribadi)
Sumber berita:

CNBC Indonesia

Sensitivitas dan cepat tanggap pemerintah semacam ini, memberi angin segar pada komoditas karet nasional. Hanya berselang satu hari, harga karet di bursa komoditas Tokyo menguat 3% dalam dua hari berturut-turut.

Intervensi pemerintah membela komoditas primadona memang harus dilakukan. Karena Thailand juga sudah mengambil langkah penyelamatan serupa untuk karet mereka. Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand menawarkan 3000 Baht (1600 m2) bagi petani yang setuju untuk tidak menyadap latex di kebunnya selama 3 bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun